Liputan6.com, Jakarta - Setara Institute mengatakan secara kelembagaan akan mendukung Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) untuk mengaudit lembaga survei abal-abal atau tidak kredibel yang menjamur dalam Pilpres 9 Juli kemarin.
Hal itu perlu dilakukan karena untuk memberikan informasi yang sesuai data valid diperlukan lembaga survei yang memiliki kredibilitas yang baik. Bukan lembaga survei dadakan yang menjamur jelang Pilpres kemarin.
"Terhadap hasil perhitungan cepat, kami sangat mendukung hasil perhitungan cepat asal oleh lembaga survei yang akuntabel. Jadi untuk menghilangkan lembaga survei abal-abal," ujar Koordinato Setara, Ismail Hazani di kantor KontraS, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2014).
"Jadi Setara mendukung sikap Persepi untuk melakukan audit terhadap lembaga surveI."
Sementara Koordinator KontraS, Haris Azahr juga meminta kepada Persepi agar bisa memperlihatkan di mana letak kejanggalan dari lembaga-lembaga yang tidak akuntabel tersebut.
"Kami organisasi masyarakat sipil, mendukung 100% Persepi melakukan audit. Dan tunjukkan ke publik kejanggalan dari lembaga survei yang tidak akuntabel ini. Kemudian sebagai kesalahan etika dan pidana juga harus disampaikan ke publik," katanya.
Sebelumnya, anggota Dewan Etik Persepi Hamdi Muluk mengatakan, perbedaan hasil quick count atau hitung cepat ini ditengarai akan dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Serta, merusak proses pemilihan presiden yang sebenarnya telah dapat diselenggarakan dengan cara yang menunjukkan kedewasaan bangsa Indonesia dalam berdemokrasi yang tergabung di dalam masyarakat sipil secara singkat terkait hasil Pilpres 2014.
Baca juga:
Koalisi Masyarakat Sipil Tuding Sikap 2 Capres Bisa Picu Konflik
Persepi: Lembaga Survei Quick Count Tak Objektif Akan Diaudit
Berebut Gelar Presiden Quick Count