Sukses

'Tidur' Jadi Ritual Warga Masjid Mataram Kota Gede Awali Ramadan

Tradisi ‘Tidur’ sudah ada sejak lama, sebagai penanda kalau keesokan hari sudah masuk Ramadan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap wilayah memiliki acara sendiri untuk memulai Ramadan. Seperti jemaah Masjid Mataram Kota Gede yang berada di Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang melakukan tradisi ‘Tidur’ menjelang masuknya bulan Ramadan.

Namun tidur yang dimaksud bukanlah tidur dalam pengertian harfiah, melainkan tradisi memukul beduk masjid selama 15-30 menit sebelum masuk waktu adzan Ashar.

Menurut Wahrazi, Sekretaris Masjid Mataram Kota Gede saat ditemui awak Liputan6.com,  tradisi ‘Tidur’ sudah ada sejak dirinya masih kecil, sebagai penanda kalau keesokan hari sudah masuk Ramadan. Tidur dalam hal ini bermakna memukul beduk dalam waktu yang lama.

Menurut Wahrazi, pukulan beduk dalam tradisi ini mempunyai ciri khas. Pemukulan beduk dilakukan secara rancak dan menghasilkan nada yang enak didengar seperti saat takbiran. Para pemuda di sekitar masjid biasanya melakukan tradisi ‘Tidur’ secara bergantian.

Namun, Wahrazi menyayangkan, saat ini tradisi ‘Tidur’ makin ditinggalkan generasi muda yang berada di sekitar Masjid Mataram Kotagede.

Hal tersebut terlihat dari pemukulan beduk yang hanya dilakukan oleh anak-anak dan orangtua. Padahal tradisi ini mempunyai makna mendalam tentang arti penting untuk melakukan ibadah di masjid bagi para pemuda.

"Sekarang dengan perkembangan zaman anak muda itu sudah sibuk dengan kegiatan lain. Jadi kegiatan ke  masjid terkurangi. Acara itu kan bagus, kan mendidik anak ke masjid. Tapi sekarang anak muda cenderung individual, beda dengan dulu," ujarnya kemudian. (Fat/Ibo/Nrm)