Sukses

Kicak, Makanan Legendaris di Pasar Sore Romadon Kauman

Warung yang menyajikan menu khas ini adalah rumah dengan anyaman bambu di sisi timur.

Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap daerah seakan berlomba menghadirkan panganan khas saat momen Ramadan. Tak heran, banyak menu yang hanya bisa dijumpai di bulan puasa.

Seperti di Kauman, Yogyakarta. Adalah Kicak, makanan khas Ramadan legendaris yang setiap harinya habis diburu pembeli di Pasar Sore Romadan Kauman. Menu ini dibuat dari bahan baku, seperti nangka, jadah ketan, kelapa muda yang dikukus, gula pasir, pandan  dan vanili.

Kicak memiliki cita rasa manis dan gurih rasa kelapa. Kicak akan sangat terasa nikmat saat disantap masih dalam keadaan hangat. Namun jika tidak sempat memakannya saat berbuka, menu ini akan awet sampai waktu sahur.

Adalah kedai Mbah Wono, salah satu penjual Kicak yang terkenal di Pasar Sore Romadon Kauman. Warung Mbah Wono merupakan rumah bilik anyaman bambu, yang berlokasi di sisi timur Pasar Sore Romadon Kauman.

Sayang, Mbah Wono sudah meninggal sejak 2014 lalu, usaha panganan ini kemudian diteruskan tiga karyawannya.

"Mbah Wono meninggal tahun 2014 di usia 84 tahun. Sekarang tinggal karyawannya saja yang neruskan ada tiga orang termasuk saya," kata Sujan, salah satu karyawan Mbah Wono.

Sebenarnya tidak hanya menjual Kicak, warung ini juga menjual lauk maupun menu takjil lainnya. Namun, tetap saja menu favorit di sini adalah menu Kicak. Selain rasa yang beda, cara kemasan yang berbeda sebagai ciri khasnya, membuat masyarakat kian suka.

Sujan mengatakan setiap harinya bisa menghabiskan 10 kilogram (kg) jadah. Kicak mulai dijual sejak pukul 14.00 wib.

"Pas puasa saja jualnya. Harganya Rp 3.000, dulu Rp 2.500. Bukanya jam dua siang. Biasanya jam 4 sudah habis," jelas Sujan saat berbincang dengan Liputan6.com.

Selain Mbah Wono, sebenarnya ada warga sekitar Kauman yang juga menjual kicak. Namun cara penyajian dan rasa yang berbeda, membuat warung Mbah Wono lebih dikenal.

Turun temurun, usaha ini diteruskan istri Pak Wono atau Mbah Wono. Resep rahasia turun temurun, membuat Kicak Mbah Wono berbeda dengan yang lain.

Jauzan Suardi (37), Warga Kauman, Ngupasan Gondomanan Jogja mengaku sejak kecil sudah mendapati menu Kicak ini. Panganan Kicak, awalnya dibuat Mbah Harjo, ibu dari Pak Wono.

"Rumahnya ya gedhek itu, rumahnya ya begitu nggak pernah dirubah lima puluh tahun lalu ya gitu. Nek dititipi Bu wono sepuluh bungkus pasti habis. Rasanya beda harganya juga beda. Isinya sama cuma rasanya beda," ujar laki laki yang berprofesi sebagai pedagang. (Fathi/Nrm)

Video Terkini