Sukses

Tradisi Jelang Lebaran dari Berbagai Daerah di Nusantara

Tradisi ini tetap dipertahankan demi menjaga kekhusuan hari raya dan tetap mempersatukan kekeluargaan antar masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya di awal Ramadan, beberapa daerah juga memiliki beberapa tradisi menjelang perayaan Idulfitri. Tradisi ini tetap dipertahankan demi menjaga kekhusuan hari raya dan kekeluargaan antar masyarakat.

Tradisi ini lamban laun mulai mengalami penyesuaian dengan kondisi yang ada. Liputan6.com merangkum beberapa tradisi menjelang perayaan Idulfitri dari berbagai sumber. Berikut kumpulannya, Kamis (16/7/2015):

1. Lampung

Lampung, memiliki tradisi malam Pitu Likur yang menjadi simbol penghormatan dan kemeriahan menyambut Idulfitri. Budaya turun-temurun ini juga menjadi bagian penghormatan kepada arwah leluhur.

Diyakini arwah leluhur akan bertandang pada saat menjelang Idulfitri. Masyarakat di Lampung memberikan penghormatan dengan pemasangan obor. Meski kini bukan obor lagi yang dipakai, namun digantikan dengan lampu biasa.

Jelang Lebaran, warga Lampung pun memiliki kebiasaan mengirimkan makanan dan minuman ke mesjid jelang akhir puasa. Makanan dan minuman tersebut akan diletakkan di atas nampan yang tertutup tudung saji. Ketika bedug buka puasa tiba, sajian ini akan di santap bersama-sama.

2. Banten

Berbeda di Banten. Warga di wilayah ini memiliki tradisi yang disebut Ngadongkapkeun. Ini merupakan wujud syukur ala warga desa Cisungsang, Kabupaten lebak, Banten.

Tradisi Ngadongkapkeun merupakan perpaduan adat lokal dengan ajaran Islam. Intinya, bentuk rasa syukur warga kepada Allah SWT dan penghormatan pada leluhur yang telah berjasa sehingga anak cucunya bisa hidup bahagia. Tradisi ini tak hanya berlangsung di akhir Ramadan, tapi juga di awal pelaksanaan puasa.

Ngadongkapkeun biasanya dipimpin langsung para pemimpin adat seperti Olot atau Kokolot Lembur (tetua kampung). Serangkaian doa dalam tradisi ini dimulai dengan bacaan basmallah, doa bakar kemenyan, doa selamat, dan diakhiri dengan kalimat “Laa haula walaaquwwata illaa billah (tidak ada daya dan upaya selain pada Allah SWT).

Dalam ritual tersebut, sejumlah sesajian disediakan. Biasanya terdiri dari makanan kecil, air putih, kopi dan sebagainya. Jumlahnya harus ganjil; tiga, lima atau tujuh rupa.

3. Betawi

Bagi warga Betawi, tradisi yang biasa dilakukan menjelang perayaan Idulfitri adalah membawa rantang yang berisi ketupat sayur, semur atau rendang beserta kue seperti tape uli untuk diantarkan khususnya kepada saudara, kerabat, atau orang yang dituakan. Tradisi ini dilakukan tepat pada malam sebelum Lebaran atau dikenal Malam Takbiran. Nantinya rantang tersebut akan dikembalikan dengan hasil masakan mereka.

Pada jaman dahulu masyarakat betawi juga mempunyai tradisi syawalan yang artinya puasa sunnah di bulan syawal dan mempunyai Lebaran syawal sendiri. Lebaran syawal lebih ramai dari pada Lebaran yang lain karena tradisi yang dilakukan ini untuk selalu tetap bersyukur kepada Allah apapun yang terjadi.(Nrm/Igw)

 

Video Terkini