Sukses

Tenun Ikat, Alternatif Oleh-oleh Mudik dari Kediri

Aktivitas produksi di Sentra Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Mojoroto, Kota Kediri mengalami peningkatan sejak awal Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta - Pulang kampung tak lengkap tanpa membeli oleh-oleh. Tak hanya makanan khas, produk kerajinan tangan bisa jadi alternatif. Kain tenun ikat khas Kediri pun tak luput dilirik para pemudik.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, aktivitas produksi di Sentra Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Mojoroto, Kota Kediri mengalami peningkatan sejak awal Ramadan.

Salah satunya di rumah produksi milik Siti Ruqayyah. Konsumen sudah memesan sejak 2 bulan lalu. Ruqayyah harus meningkatkan kapasitas produksinya dari 40 potong di hari biasa menjadi 60 potong. Ruqayyah mengoptimalkan produktifitas 85 tenaga kerjanya dengan 43 alat tenun bukan mesin.

Selembar kain tenun ikat berbahan katun berukuran 1 x 2,5 meter dijual mulai Rp 140 ribu. Rp 220 ribu untuk semi-sutra dan Rp 350 ribu untuk kain sutra.

Sedangkan sarung goyor tenun ikat dijual Rp 180 per potong. Kain tenun ikat Kediri disukai karena karakternya yang halus dan motifnya yang selalu berubah. Harganya juga dinilai lebih murah dari tenun ikat daerah lain.

Usaha tenun ikat di Sentra Bandar Kidul sudah ada sejak tahun 1950. Kini terdapat 12 unit usaha tenun ikat. Tenun ikat khas Kediri telah dipasarkan ke seluruh penjuru Nusantara. (Nda/Ans)

 

Video Terkini