Sukses

Pertamina Yakin Stok BBM Aman Saat Arus Mudik 2018

PT Pertamina (Persero) telah siap melakukan langkah antisipasi arus mudik dan balik Lebaran 2018. Sehingga para pemudik dapat merasa tenang , stok BBM diklaim dapat memenuhi kebutuhan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah siap melakukan langkah antisipasi arus mudik dan balik Lebaran 2018. Sehingga para pemudik dapat merasa tenang , stok BBM diklaim dapat memenuhi kebutuhan.

Hal ini ditegaskan langsung Vice President Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito. Dia juga menyatakan, sebelum arus mudik dan balik Lebaran, bahkan puasa  berlangsung, Pertamina telah melakukan persiapan, seperti penyetokan BBM sejak tiga bulan sebelumnya.

“Karena untuk membangun stok itu tidak bisa dipersiapkan (dalam waktu dekat) kalau mau Lebaran baru sekarang disiapkan. Jadi sekarang (Pertamina) sudah siap,” ungkap Adiatma kepada Liputan6.com, Selasa (22/5/2018).

Adiatma juga memprediksi, jumlah pemudik pada 2018 ini mengalami peningkatan hingga 13 persen. Hal ini terjadi lantaran sejumlah ruas jalan tol kini mulai bersinergi atau tersambung satu sama lain.

Adapun jumlah bahan bakar yang saat ini mulai distok Pertamina selama puasa, antara lain, Premium selama 27 hari, Pertalite 21 hari, Pertamax 20 hari, Pertamax Turbo 28 hari, Solar 24 hari, dan Dexlite 27 hari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Selama mudik Lebaran 2018, kebutuhan bahan bakar diperkirakan akan mengalami kenaikan dari hari-hari biasa, seperti Pertalite 20 persen atau dari 46 ribu kiloliter menjadi 55 ribu kiloliter, Premium tujuh persen atau naik dari 24 ribu kiloliter menjadi 26 ribu kiloliter.

Selain itu, ada juga Pertamax naik 15 persen yang awalnya hanya 15 kiloliter menjadi 18 kiloliter. Lalu Pertamax Turbo naik dari 787 kiloliter menjadi 820 kiloliter.

Untuk Dexlite naik dari 1.598 kiloliter menjadi 1.678 kiloliter, Dex naik dari 485 kiloliter menjadi 504 kiloliter, serta Avtur naik dari 15 ribu kiloliter menjadi 16 ribu kiloliter.

Sementara itu, solar justru menurun dari 35 ribu kiloliter menjadi 30 ribu kiloliter. Hal ini karena di H-3 kendaraan berat tidak diperkenankan beroperasi.