Sukses

Bank Mandiri Siapkan 77 Titik Penukaran Uang Kecil untuk Lebaran

Bank Mandirimenyediakan Rp 82,47 miliar UPK dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Perbankan mulai bersiap memenuhi kebutuhan bagi masyarakat. Salah satunya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Bank BUMN ini bahkan telah menyiapkan 77 titik penukaran uang pecahan kecil (UPK) di seluruh Indonesia untuk membantu masyarakat mendapatkan uang kartal menjelang Idul Fitri 1440 H.

Bank pelat merah tersebut juga menyediakan Rp 82,47 miliar UPK dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Senior Executive Vice President Operasi Bank Mandiri, Aquarius Rudianto menuturkan, penempatan titik penukaran UPK itu dilakukan pada kurun waktu 2 Mei hingga 2 Juni 2019 secara bergiliran di sejumlah lokasi seperti rest area tol JORR dan ruas Cipali, pasar-pasar tradisional, dan alun-alun kota.

"Sejak 2 Mei 2019, kami telah melayani penukaran UPK sebesar Rp 82,47 Miliar. Di mana pecahan yang paling dicari adalah Rp 10.000, yang mencapai 35 persen dari UPK yang telah ditukar," ujar Rudianto di Lapangan Parkir IRTI Monas, Jakarta, Jumat (17/5/2019).

Rudianto mengatakan,meski saat ini penetrasi digital banking sangat luas, masyarakat tetap membutuhkan uang kartal yang sangat besar menjelang Idul Fitri, misalnya untuk dibagi-bagikan kepada keluarga dan tetangga di rumah atau di kampung halaman.

Dia menambahkan, pihaknya menyiapkan uang kecil pecahan Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000 dan Rp 2.000 senilai rata-rata Rp 1,3 miliar di setiap titik penukaran per hari.

"Adapun karakteristik masyarakat penukar, memang didominasi oleh karyawan dan Ibu Rumah Tangga. Selain lokasi tersebut, masyarakat juga dapat menukarkan UPK di seluruh cabang Bank Mandiri. Di lokasi penukaran UPK itu, kami juga melayani pembelian uang elektronik Mandiri e-money," tandasnya. 

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Digitalisasi Bikin Bank Mandiri Hemat Ratusan Miliar Rupiah

Sebelumnya, kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat PT Bank Mandiri Tbk semakin giat mengembangkan digitalisasi perbankan. Hasilnya, bank BUMN tersebut mampu hemat hingga ratusan miliar rupiah.

Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, untuk membuka satu kantor cabang diperlukan setidaknya Rp 1,5 miliar. Maka tidak heran jika tahun ini pembukaan kantor cabang baru Bank Mandiri makin berkurang tiap tahunnya.

"Cabang dalam satu tahun kita buka 100-120 itu cabang reguler dan mikro. Tetapi tahun ini dan tahun lalu menurun drastis, 50 kantor cabang dan tahun ini cuma 10 kantor cabang,” tutur dia usai RUPS di Menara Mandiri, Jakarta, Kamis, 16 Mei 2019.

Jadi, jika saat ini Bank Mandiri hanya membuka 10 kantor per tahun maka mereka akan menghemat biaya pengeluaran hingga ratusam miliar.

Hery menambahkan digitalisasi di Bank Mandiri telah memegang peran yang begitu penting karena per bulannya jumlah transaksi yang dihasilkan dapat mencapai Rp 80 juta.

"Sekarang 80 juta transaksi per bulan sudah lewat, kami sebutnya channel elektronik. Kalau di cabang tinggal 8-10 persen saja transaksi yang digunakan dan itu akan turun terus," ungkapnya.

Bank Mandiri juga telah mengalokasikan dana belanja modal atau capek untuk mengembangkan digitalisasi hingga Rp 2,4 triliun dari total Rp 4,8 triliun.

"Capexnya Rp 4,8 triliun. Tapi untuk sistem informasi ini setengahnya yaitu Rp 2,4 triliun, da itu digunakan untuk mengembangkan IT," ujar dia.