Sukses

Intip Pesona Masjid Pekojan Lewat Filosofinya

Selain memiliki nilai sejarah yang tinggi, Masjid Pekojan juga memiliki filosofi unik di setiap bangunannya. Yuk, kita intip apa saja filosofinya!

Liputan6.com, Jakarta Masjid An-Nawier berdiri megah di tengah-tengah permukiman padat penduduk. Masjid yang dikenal sebagai Masjid Pekojan ini merupakan salah satu ikon bersejarah di Kampung Arab Pekojan, Tambora, Jakarta Barat. Arsitektur kuno yang dipengaruhi oleh budaya Arab dan India menambah keunikan masjid ini.

Awalnya, Masjid Pekojan yang dibangun pada tahun 1760 ini hanya memiliki luas sekitar 500 meter persegi. Namun pada tahun 1850, masjid ini diperluas menjadi 2000 meter persegi dengan empat akses pintu masuk. Meski Masjid Pekojan memiliki umur lebih dari dua abad, bangunan serta pondasinya masih berdiri kokoh di wilayah Kampung Arab, Pekojan, Jakarta Barat.

 

Salah satu pemberi wakaf untuk Masjid Pekojan merupakan seorang Syarifah atau keturunan Nabi Muhammad SAW yang disebut oleh warga Kampung Arab sebagai babah kecil. Diketahui bahwa makamnya terletak di bagian depan masjid atau lebih tepatnya di sebelah barat Masjid Pekojan.

"Bangunan ini memang menjadi perhatian bagi beberapa kalangan, di samping keberadaannya yang masih terawat dan memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi, masjid ini juga memiliki filosofi-filosofi yang penting di setiap bentuk bangunanya," ujar Ketua Pengurus Masjid Pekojan, Dikky Abu Bakar Bassandid, saat ditemui oleh Liputan6.com di Masjid Pekojan, Kamis (16/05/2019).

2 dari 2 halaman

Filosofi Bangunan

Bangunan Masjid Pekojan memiliki filosofi yang khas berkaitan dengan ajaran agama Islam, salah satunya yakni jumlah pintu dan pilar yang ada di dalamnya. Masjid Pekojan memiliki pilar berjumlah 33 yang melambangkan bacaan zikir (tasbih, takbir, dan tahmid) yang dilafalkan sebanyak 33 kali selepas salat.

Pintu utama Masjid Pekojan yang berada di sebelah selatan berjumlah empat buah. Pintu ini melambangkan empat sahabat utama Rasulullah SAW, yakni Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Selain itu, pintu sebelah timur yang berjumlah lima buah melambangkan rukun Islam dan pintu sebelah utara yang juga berjumlah lima buah melambangkan lima waktu salat.

Selain pintu dan pilar, jumlah jendela Masjid Pekojan juga memiliki filosofi sendiri. Jendela yang berada di bagian barat berjumlah enam buah yang melambangkan rukun iman.

Masjid Pekojan juga memiliki sumur yang dulunya berfungsi sebagai tempat wudu. Sumur tersebut sudah tidak digunakan lagi oleh masyarakat umum. Meski begitu, sumur tersebut masih dirawat dengan baik oleh pengurus masjid. Salah satu tempat wudu yang dibangun di sebelah utara juga masih menggunakan air yang bersumber dari sumur.