Liputan6.com, Jakarta Amalan di hari raya Idul Fitri adalah amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan ketika hari raya lebaran datang. Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam usai menjalankan puasa Ramadan sebulan penuh. Momen ini selalu disambut dengan penuh suka cita.
Baca Juga
Advertisement
Bagi umat Muslim di Indonesia sendiri, lebaran menjadi saat yang tepat untuk menyambung silaturahmi. Kebanyakan orang-orang memanfaatkan momen ini untuk bersilaturahmi mengunjungi keluarga dan kerabat jauh.
Sebagai momen yang spesial nan agung, Idul Fitri patut dirayakan dengan penuh keistimewaan. Terdapat beberapa amalan sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan ketika Idul Fitri. Berikut ini, Liputan6.com, Jum’at (24/5/2019) telah merangkum beberapa amalan di hari raya Idul Fitri yang bisa kamu lakukan. Telah dirangkum dari berbagai sumber, ini amalan di hari raya Idul Fitri sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Melantunkan Takbir
Amalan di hari raya Idul Fitri yang pertama adalah melantunkan takbir mulai dari terbenamnya matahari malam Idul Fitri hingga imam hendal shalat hari raya. Di dalam Al Adzkar (h. 155, Surabaya: al Hidayah, 1955) karya Imam an Nawawi disebutkan bahwa takbir–takbir tersebut sunah dilantunkan setelah melaksanakan shalat-shalat atau dalam keadaan lainnya, seperti di keramaian manusia. Disunahkan pula dilantunkan baik dalam keadaan berjalan, duduk, atau berbaring. Baik berada di jalan, masjid, atau di atas tempat tidur.
Advertisement
Mandi dan Berhias Diri Sebelum Berangkat Shalat Id
Amalan di hari raya Idul Fitri selanjutnya adalah dengan mandi ketika menyambut hari raya Idul Fitri. mandi sunah Idulfitri, baik bagi orang yang hendak menghadiri salat Idulfitri atau tidak, karena hari raya adalah hari berhias, maka sunah bagi semua umat muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk mandi di hari rayanya. Dasarnya adalah hadis riwayat Imam Malik di dalam kitab Muwatha’ berikut ini:
“Bahwasanya Abdullah bin Umar ra. selalu mandi di hari Idul Fitri sebelum ia berangkat ke musala”.
Adapun niat mandi sunah Idul Fitri adalah,
Nawaitul ghusla sunnatan li ‘idil fithri lillahi ta’ala.
Artinya, “Saya niat mandi sunah untuk Idul Fitri karena Allah ta’ala”.
Untuk waktu pelaksanaannya sendiri bisa dilakukan mulai dari pertengahan malam Idul Fitri.
Selain mandi, disunahkan bagi laki-laki untuk membersihkan diri dan memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, juga memakai minyak wangi dan bersiwak. Sedangkan untuk perempuan, tidak dianjurkan untuk berhias dengan mengenakan baju yang mewah dan menggunakan minyak wangi.
Makan Sebelum Shalat Idul Fitri
Amalan di hari raya Idul Fitri yang lainnya adalah dengan makan terlebih dahulu sebelum keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Dari Ibnu Baridah dari bapaknya ra ia berkata:
“Rasulullah SAW, tidak akan keluar dari hari raya fitro sebelum beliau makan, dan beliau tidak akan makan dulu di hari raya Adha sebelum beliau shalat (terlebeih dahulu). HR Ahmad dan al Tirmidzi dan di shahihkan oleh Imam Ibn Hibban).
Advertisement
Shalat Sunah Dua Rakaat
Kemudian, setibanya di tempat ibadah atau masjid bisa melaksanakan shalat sunah dua rakaat dengan tanpa azan dan iqamat. Shalat sunah ini bisa dilakukan dengan berjamaah atau sendirian. Dan sunah juga bagi orang yang bepergian. Dasarnya adalah hadis Nabi SAW, dari Ibn Abbas ra:
“Bahwasanya Nabi SAW shalat haru raya dua rakaat, beliau tidak shalat sebelumnya dan setelahnya”. (HR Imam Tujuh, al Bukhari, Muslim, Abu Daud, al Tirmidzi, al Nasa’i, Ibn Majah dan Ahmad).
Saat melaksanakan shalat sunah tersebut, membaca surah Qaf di rakaat pertama dan surah Iqtarabatis Sa’ah di rakaat kedua. Dari Abi Waqid al laitsi ia berkata:
“Rasulullah SAW membaca surah Qaf dan Iqatarabat ketika shalat Idul Fitri dan Adha”.
Mengambil Jalan yang Berbeda Saat Pergi dan Pulang dari Masjid
Amalan di hari raya Idul Fitri yang terakhir adalah dengan mengambil jalan yang berbeda antara pergi ke masjid dan pulang dari masjid. Sebagaimana hal ini telah diinformasikan dari sahabat Jabir seperti berikut ini,
“Nabi SAW ketika hari raya mengambil jalan yang berbeda (antara pergi dan pulangnya).” HR Al Bukhari.
Dengan mengambil jalan yang berbeda antara berangkat ke masjid dan pulang dari masjid untuk melaksanakan shalat hari raya, dimaksudkan untuk membagi kebahagiaan kepada orang-orang lain ketika di ja;an dengan senyum dan salam. Selain itu, untuk syiar Islam dan sebagai ajang silahturahmi antar kerabat dan yang lainnya.
Advertisement