Sukses

Waktu Puasa Syawal dan Keutamaannya Bagi Umat Muslim

Waktu puasa syawal ini dianggap sebagai lanjutan dari puasa Ramadan

Liputan6.com, Jakarta Waktu puasa Syawal setelah bulan Ramadan merupakan salah satu ibadah puasa sunah yang lumayan banyak digemari umat islam. Bagaimana tidak, karena telah terbiasa berpuasa di bulan Ramadan, jadi umat islam lebih cepat beradaptasi untuk puasa Syawal. 

Puasa syawal merupakan amalan yang sangat dianjurkan pada bulan Syawal. Puasa sunah ini biasanya dilaksanakan selama 6 hari di bulan Syawal, bisa secara beruturut-turut maupun tidak.

Waktu puasa syawal ini dianggap sebagai lanjutan dari puasa Ramadan karena dilakukan pada bulan Syawal yang merupakan bulan setelah Ramadan. Untuk melaksanakan salah satu puasa sunah ini, kamu harus tahu mengenai waktu puasa Syawal dilaksanakan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (9/6/2019) tentang waktu puasa Syawal

2 dari 3 halaman

Waktu Puasa Syawal

Waktu puasa Syawal dilakukan selama 6 hari di bulan Syawal. Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadits:

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).

Puasa 6 hari di bulan Syawal tidak berlaku lagi bila dilakukan di bulan lainnya. Jadi kamu sudah harus menyelesaikan 6 hari waktu puasa Syawal hanya di bulan Syawal saja. Keutamannya yaitu seperti berpuasa selama setahun penuh seperti yang disebutkan dalam hadits di atas tidak akan berlaku bila dilakukan di bulan lain.

Selain itu, waktu puasa Syawal ini lebih utama bila dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Idul Fitri. Namun tidak apa-apa bila dilaksanakan di hari lain asalkan masih di bulan Syawal. Menyegerakan waktu puasa Syawal di hari kedua bulan Syawal menunjukkan i’tikad baik dalam bersegera untuk melakukan kebaikan.

Waktu puasa Syawal juga lebih utama bila dilaksanakan secara berurutan dalam 6 hari. Namun tidak apa-apa juga bila dilaksanakan tidak secara berurutan asalkan masih di bulan Syawal.

Dengan melaksanakan Waktu Puasa Syawal secara berurutan dalam 6 hari, menunjukkan bahwa seorang umat islam berlomba-lomba dalam melaksanakan perintah Allah SWT. Selain itu, akan lebih mudah rasanya bila puasa dilakukan secara berurutan agar tidak mengulang adaptasi.

Namun bila seorang umat islam memiliki puasa ramadan yang harus diganti karena berbagai hal yang dibolehkan pada bulan ramadan, maka ia wajib mengganti puasa tersebut terlebih dahulu.

Waktu puasa Syawal juga banya dipertanyakan, apakah boleh berpuasa pada hari Jumat atau tidak.  Namun Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jum’at secara bersendirian.

Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari jumat, maka tidaklah makruh.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab).

Dari pernyataan di atas, bisa disimpulkan bahwa waktu puasa Syawal diperbolehkan berpuasa salah satunya pada hari jumat, asalkan diikuti oleh puasa sebelumnya dan sesudahnya. Jadi asalkan kamu melaksanakan waktu puasa Syawal secara berurutan selama 6 hari, maka diperbolehkan berpuasa salah satunya di hari jumat.

3 dari 3 halaman

Keutamaan Puasa Syawal

Keutamaan menjalankan puasa Syawal terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Muslim. Hadits itu berasal dari Abu Ayyub Al Anshori yang pernah mendengar sabda Nabi Muhammad SAW.

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR Muslim).

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim memberikan penjelasan para ulama mazhab Syafi'i bersepakat, paling afdhol melakukan puasa Syawal secara berturut-turut sehari setelah sholat Idul Fitri.

"Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal, setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadan. Karena seperti itu pun disebut menjalankan puasa enam hari Syawal setelah Ramadan."

Ibnu Rajab Al Hambali dalam Lathoiful Ma'arif berpendapat, "Kebanyakan ulama tidak memakruhkan puasa pada tanggal 2 Syawal yaitu sehari setelah Idul Fitri."

Sementara Syeikh Muhammad bin Rosyid Al Ghofiliy berpendapat, "Yang lebih utama adalah memulai puasa Syawal sehari setelah Idul Fitri. Ini demi kesempurnaan dan menggapai keutamaan. Hal ini supaya mendapatkan keutamaan puasa segera mungkin sebagaimana disebutkan dalam dalil sebelumnya. Namun, sah-sah saja puasa Syawal tidak dilakukan di awal-awal bulan Syawal karena menimbang mashalat yang lebih besar."