Sukses

Demi Muslim, Restoran di Washington Buka Lebih Lama Selama Ramadan

Di wilayah sekitar Washington DC, Amerika Serikat, restoran buka lebih lama selama Ramadan untuk mengakomodasi pelanggan muslim yang berpuasa.

Liputan6.com, Washington DC - Di wilayah sekitar Washington DC, ibu kota Amerika Serikat, terdapat desakan untuk memberikan masyarakat muslim lebih banyak pilihan tempat makan selama Ramadan. Gagasannya, agar restoran buka beberapa jam lebih lama untuk mengakomodasi pelanggan muslim yang berpuasa.

Sejauh ini beberapa restoran telah bergabung dengan langkah itu, dengan harapan lebih banyak restoran lain akan mengikuti jejak tersebut, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia pada Selasa (4//6/2019). Wartawan VOA Deborah Block melaporkan tentang prakarsa yang disebut 'Dine After Dark' atau “Makan Setelah Gelap” tersebut.

Di sebuah masjid di Falls Church, Virginia di luar kota Washington, D.C., umat Islam melakukan shalat magrib sebelum berbuka puasa setiap hari selama Ramadan.

Setelah itu, sebagian pergi ke restoran untuk berbuka puasa bersama dengan keluarga dan teman-teman mereka setelah berpuasa sehari penuh. Sayangnya, yang menjadi masalah adalah banyak restoran yang sudah tutup.

Prakarsa baru yang disebut Dine After Dark ("Makan Setelah Gelap") mendorong restoran-restoran agar buka lebih lama sehingga warga muslim dapat menikmati lebih banyak pilihan bersantap malam selama Ramadan.

Gagasan itu dimunculkan oleh seorang warga Kristiani bernama Katherine Ashworth Brandt.

"Saya kira kita perlu memperlakukan pelanggan dengan hormat dan penghargaan bagi mereka yang berpuasa selama Ramadan," kata Brandt.

 

2 dari 2 halaman

Mendapatkan Tanggapan Positif

Gagasan itu segera ditanggapi positif oleh restoran bernama Busboys and Poets, kata pemiliknya, Andy Shallal yang beragama Islam. Ia memiliki beberapa toko buku yang dipadu dengan restoran yang menghidangkan hidangan buka puasa.

Restoran-restoran Shallal sudah buka lebih malam, tetapi sang pemilik berharap dengan gagasan yang baik itu kini tempat makan lain yang selama ini tutup lebih awal dapat bergabung dengan ide 'Dine After Dark'. Ia juga berharap langkah itu dapat menjadi agenda tahunan.

"Sebagai seorang muslim, saya mengerti pentingnya Ramadan, betapa pentingnya bagi muslim dan keluarga untuk berkumpul dan berbuka puasa bersama selama bulan puasa. Ini semua bukan soal makanan atau apa yang dihidangkan, ini berkenaan dengan rasa kebersamaan," kata Andy Shallal.

Jumlah warga muslim sekitar 2 persen dari populasi wilayah Washington Raya, menurut Pew Research Center, sebuah lembaga penelitian non-partisan di Washington, D.C. Katherine Ashworth Brandt mengatakan Ramadan memberikan kesempatan menarik bagi pelanggan yang selama ini diabaikan.

Dia menambahkan, "Ini adalah konsep yang sama untuk menyediakan layanan tambahan selama liburan kepada pelanggan sehingga memberikan pengalaman yang lebih mengesankan."

Shallal mengatakan dia menantikan hari ketika menghabiskan waktu berbuka puasa di restoran maupun di rumah akan menjadi hal biasa.