Sukses

Hadapi Arus Balik Lebaran 2019, Atur Barang di Roof Rack Sebaik Mungkin

Meski dianggap sebagai solusi, meletakkan barang di atas atap mobil bisa menjadikan keseimbangan kendaraan terganggu.

Liputan6.com, Jakarta - Ruang kabin mobil yang terbatas membuat sebagian pemudik memilih meletakkan barang bawaannya di atap kendaraan dengan menggunakan roof rack.

Meski dianggap sebagai solusi, meletakkan barang di atas atap mobil bisa menjadikan keseimbangan kendaraan terganggu.

Terkait itu, Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menyarankan agar tidak menaruh barang yang besar atau berat di roof rack. Hal ini bisa menyebabkan perpindahan pusat gravitasi kendaraan (center of gravity), menjadi lebih besar sehingga mobil menjadi tidak stabil.

"Sebisa mungkin yang ada di roof rack itu bukan barang-barang yang berat. Barang yang berat harus ada di kabin, karena kalau di kabin berarti kan dia di bawah, artinya center of gravity kendaraan ada di bawah," kata Sony saat dihubungi Liputan6.com.

Menurutnya, jika barang yang berat berada di atas, ini bisa berpotensi membuat limbung bahkan bisa terbalik.

"Kalau beban di atas, itu bisa terjadi body roll yang besar. Tetapi mengingat macetnya mudik sekarang, kan berarti gak ada kecepatan tinggi kan. Kalau ga ada kecepatan tinggi gak ada masalah sebenarnya," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kecepatan Maksimal

"Jadi memang ada aturannya. Barang yang ringan di atas, yang berat taruh di bawah. Sebisa mungkin roof rack-nya itu yang tertutup, bukan roof rack yang terbuka di taruh barang kemudian ditutup terpal, bukan seperti itu," lanjutnya.

Menurutnya, pemakaian terpal juga tidak disarankan untuk menutup barang yang ada di atap mobil.

"Kebiasaan orang-orang itu kan ketika bisa dilakukan di satu mobil ya semua ditaruh di mobil itu tanpa memperdulikan faktor keselamatan. Yang pasti kecepatan maksimal 60 km/jam, kalau lebih pasti goyang," pungkasnya.