Sukses

Cara Mandi Junub Usai Haid, Nifas, dan Jimak yang Wajib Dilakukan dengan Benar

Cara mandi junub yang benar ini wajib dipahami.

Liputan6.com, Jakarta Mandi junub atau yang kerap dikenal dengan mandi wajib menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Muslim untuk membersihkan diri dari hadas besar. Ya, mandi junub ini merupakan salah satu ritual yang wajib dilakukan jika terjadi suatu hal yang membatalkan ibadah.

Mandi junub kerap dilakukan oleh orang dewasa dengan kondisi adanya hadas besar pada tubuhnya karena haid, nifas pada perempuan, dan karena jimak atau berhubungan badan. Oleh karena itu, jika kamu mengalami salah satu kondisi tersebut, maka diwajibkan bagi kamu untuk membasuhkan air ke seluruh tubuh dengan cara mandi junub ini.

Berbeda dengan hadas kecil yang dapat disucikan dengan berwudhu, untuk hadas besar maka wajib untuk melakukan mandi junub. Kalau kamu tidak melakukan mandi junub, maka tubuh kamu masih dianggap najis dan belum bisa melakukan kewajiban beribadah.

Untuk itu, kamu perlu memahami cara mandi junub dengan benar. Berikut ini Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber tentang mandi junub yang dilengkapi dengan doa dan cara mandi junub, Sabtu (15/6/2019).

2 dari 5 halaman

Hukum Mandi Junub

Sebagai manusia, pasti tak luput dari yang namanya hadas besar. Maka sudah sewajarnya jika kamu harus mengetahui cara mandi junub yang benar,

Allah SWT berfirman,

"Dan jika kamu junub, maka mandilah." (QS. Al Maidah: 6). Kemudian dalam surat lainnya Allah SWT juga menyuruh muslim mandi wajib jika dalam keadaan junub.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. An-Nisa': 43).

3 dari 5 halaman

Niat Mandi Junub

Mandi junub atau mandi besar ini dilakukan untuk membersihkan diri seusai haid, nifas, dan jimak. Oleh karena itu, untuk niatnya pun berbeda-berbeda yang dibaca atau dilafazkan sesuai dengan kondisi yang kamu alami. Berikut ini masing-masing bacaan niat sesuai dengan kondisi yang berbeda-beda:

1. Niat Secara Umum

Niat dan doa ini dapat dilakukan oleh laki-laki ataupun perempuan untuk menghilangkan hadas besar. Berikut ini niatnya:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى‎

Nawaitul ghusla liraf 'il hadatsil akbari fardhal lillaahi ta'aala.

Artinya: Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardu kerena Allah ta'ala.

2. Niat Setelah Haid

Sedangkan untuk bacaan niat mandi junub untuk perempuan yang sudah selesai dari masa haidnya bisa melakukan mandi junub untuk bisa kembali melakukan ibadah. Melakukan mandi junub ini dapat dilakukan ketika masa haid telah berakhir agar bisa kembali melakukan segala ibadah. Berikut niat setelah masa haid:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsil haidil lillahi Ta'aala.

Artinya: Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta'ala.

3. Niat Setelah Nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsin nifaasi lillahi Ta'aala.

Artinya: Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta'ala.

4 dari 5 halaman

Cara Mandi Junub yang Benar

Pada dasarnya cara mandi junub untuk perempuan yang baru selesai haid, nifas, atau laki-laki yang baru saja melakukan jimak itu sama saja. Hal yang menjadi pembeda dari cara mandi junub ini adalah niat yang dibaca sebelum bersuci. Berikut ini cara mandi junub yang benar:

1. Membaca niat mandi junub terlebih dahulu. Membaca niat di awal ini hukumnya wajib. Doa niat inilah yang membedakan mandi wajib dan mandi biasa. Cara membaca doa niat mandi wajib ini bisa dalam hati atau bersuara.

2. Membersihkan telapak tangan sebanyak tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan membersihkan dubur dan alat kemaluan. Agar sesuai dengan sunnah Rasulullah, mencuci tangan ini bisa dilakukan sampai tiga kali. Hal ini bertujuan agar tangan menjadi bersih dan terhindar dari najis.

3. Cara mandi junub selanjutnya adalah dengan membersihkan kemaluan beserta kotoran yang menempel di sekitarnya dengan tangan kiri. Bagian tubuh yang biasanya kotor dan tersembunyi tersebut adalah bagian kemaluan, dubur, bawah ketiak, pusar dan lain–lain.

4. Selanjutnya adalah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan menggosok-gosoknya dengan tanah atau sabun. Setelah membersihkan bagian tubuh yang kotor dan tersembunyi, tangan perlu dicuci ulang. Caranya mengusap-usapkan tangan ke tanah/tembok kemudian dibilas air langsung atau dicuci dengan sabun baru dibilas.

5. Cara mandi junub berikutnya adalah berwudhu yang sempurna, mirip seperti berwudhu saat ingin sholat. Dimulai dari membasuh tangan hingga membasuh kaki.

6. Masukkan tangan ke dalam air, kemudian sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan sampai menyentuh kulit kepala. Jika sudah, guyur kepala dengan air sebanyak tiga kali. Pastikan pangkal rambut juga terkena air.

7. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyurkan air. Dimulai dari sisi yang kanan, lalu lanjutkan dengan sisi tubuh kiri.

8. Saat menjalankan cara mandi junub ini, pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan.

5 dari 5 halaman

Perbedaan Cara Mandi Junub Laki-laki dan Perempuan

Ada hadits dan beberapa anjuran yang berbeda mengenai cara mandi junub untuk pria. Menurut HR At-Tirmidzi, menyela pangkal rambut hanya dikhususkan bagi laki-laki. Para perempuan tidak perlu melakukan hal ini.

Untuk perempuan, cara mandi junub sebenarnya sama saja. Tetapi untuk perempuan tidak perlu menyela pangkal rambut. Bahkan tidak perlu membuka jalinan rambutnya. Hal ini sesuai dengan rujukan HR At-Tirmidzi.

Dalam riwayat tersebut, Ummu Salamah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW,

"Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu sebanyak tiga kali guyuran.”