Sukses

Ramadan Warga Malaysia Saat Corona COVID-19, Tarawih di Rumah

Muslim di Malaysia menjalani Ramadan dengan cara yang berbeda tahun ini, ketika mereka tetap berada di rumah selama periode perintah kontrol gerakan (MCO).

Liputan6.com, Petaling Jaya - Muslim di Malaysia menjalani Ramadan dengan cara yang berbeda tahun ini, ketika mereka tetap berada di rumah selama periode perintah kontrol gerakan (MCO).

Bagi para frontliner yang terlibat dalam menegakkan MCO Malaysia, seperti mereka yang berjaga di pos-pos check-point, berbuka puasa harus dilakukan di pinggir jalan.

Mereka berbuka jauh dari kenyamanan rumah, di mana mereka biasanya dikelilingi oleh anggota keluarga atau teman.

Dengan MCO diperpanjang dua pekan lagi, aparat Malaysia mengambil langkah mereka, mengetahui apa yang mereka lakukan sangat penting untuk memutus transmisi COVID-19, demikian seperti dikutip dari the Star Malaysia, Minggu (26/4/2020).

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Tarawih di Rumah

Sementara itu, praktik penting lainnya selama bulan Ramadhan seperti shalat terawih harus dilakukan di rumah, bukan di masjid.

Ramadan, yang dimulai kemarin, biasanya ditandai dengan umat Islam yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam kegiatan-kegiatan komunal dan keagamaan seperti sholat berjamaah.

Ini juga merupakan waktu khusus ketika orang percaya melakukan lebih banyak tindakan amal seperti menawarkan sumbangan kepada yang membutuhkan.

Dengan Ramadan dilaksanakan untuk pertama kalinya di bawah MCO, ada beberapa tantangan bagi umat Islam.

Misalnya, mereka tidak dapat melakukan shalat tarawih di masjid-masjid.

Pasar-pasar Ramadhan juga telah dibatalkan di negara ini dan restoran-restoran hanya diperbolehkan beroperasi dari jam 8 pagi sampai 8 malam.

Bahkan dengan tantangan seperti itu, adat istiadat yang penting bagi keimanan tidak jauh dari pikiran komunitas Muslim.

Keluarga menghabiskan lebih banyak waktu dengan satu sama lain saat mereka mengambil bagian dalam sholat terawih bersama di rumah mereka.

Meskipun mereka harus beradaptasi dengan banyak perubahan Ramadhan ini, mereka tahu bahwa itu perlu dan vital karena negara bergulat dengan Covid-19.

Menteri di Departemen Urusan Agama Perdana Menteri juga sebelumnya mengatakan bahwa umat Islam dapat menggunakan keluarga dan rumah mereka sebagai dasar iman dan ibadah mereka.

Datuk Seri Dr Zulkifli Al-Bakri mendorong komunitas Muslim untuk tidak melihat cara baru ini mengamati Ramadan sebagai rintangan, tetapi cara untuk memperkuat ikatan keluarga.