Sukses

Keluhan Penyakit Asam Lambung Muncul Selepas Lebaran, Kenapa?

Usai Lebaran beberapa orang mengeluhkan tanda-tanda GERD seperti rasa dada terbakar karena asam lambung naik ke tubuh bagian atas.

 

Liputan6.com, Jakarta Jika keluhan gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung cenderung berkurang selama Ramadan, tidak demikian selepas Lebaran. Usai Lebaran beberapa orang mengeluhkan tanda-tanda GERD seperti rasa dada terbakar karena asam lambung naik ke tubuh bagian atas. 

Menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan Ari Fahrial Syam, bisa jadi faktor asupan makanan yang memicu orang yang memiliki riwayat mag maupun GERD mengalami kekambuhan. Seperti kita tahu, saat Lebaran banyak menu makanan tinggi lemak seperti rendang, opor ayam, kukis keju dan cokelat.

"Kalau bicara GERD itu adalah karena makanan, terlalu asam, terlalu pedas, berlemak. (Kue) Keju, cokelat, makanan-makanan ini kan camilan favorit saat Lebaran," kata Ari dalam Live Instagram di akun pribadinya @dokterari pada Senin (25/5/2020).

Makanan-makanan tersebut, kata Ari, menyebabkan pengosongan di lambung jadi lambat. Alhasil, makanan jadi bertahan lebih lama berada di lambung. "Hal itu menyebabkan asam lambung balik arah," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Waspadai Stres

Berbicara GERD juga tak lepas dari faktor stres. Pada saat bulan Ramadan tentu sebagian besar jadi mendekatkan diri kepada Allah, dengan tekun mengaji maupun membaca Al Quran. Kegiatan tersebut berdampak positif pada psikologis. Nah, bila tidak dilakukan bisa membuat pikiran jadi stres yang kemudian menyebabkan timbulnya keluhan GERD.

"Jadi, mesti ada rangkaian ibadah ini kita lakukan," kata pria yang juga Dekan Fakultas Kedoktaran Universitas Indonesia ini.

Selain itu, bisa jadi faktor pandemi COVID-19 menyebabkan seseorang jadi lebih stres. Menurut Ari, menghadapi kondisi seperti ini salah satu cara untuk mengelola stres dengan sabar dan lebih dekat ke Maha Kuasa.