Sukses

Masjid Manonjaya dan Kolam Penyucian

Masjid Manonjaya di Tasikmalaya memiliki arsitektur neo-klasik dengan campuran Tionghoa.

Jika jalur mudik Anda melintasi wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat, sempatkanlah mengunjungi Masjid Manonjaya, di Jalan RTA Prawira Adiningrat, Desa Kaum, Manonjaya. Masjid ini bisa dijadikan alternatif untuk melepas lelah di tengah mudik Anda.

Masjid ini memiliki arsitektur khas, neo-klasik dengan campuran Tionghoa berpadu. Jika Anda akan memasuki masjid ini, maka akan menemui sebuah kolam di dekat tangga masuk. Kolam selebar 50 sentimeter dan sedalam 10 sentimeter ini ini dibuat bersama bangunan aslinya, sejak seratus tahun lalu.

"Maksudnya, supaya cuci kaki sebelum ke masjid. Jadi, bisa juga kalau ada anjing, sapi, ayam tidak bisa naik, agar kesucian masjidnya dijaga," kata salah seorang pengelola Masjid Manonjaya, Muchlis Ibrahim di Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2013).

Di masjid yang sempat hancur karena diguncang gempa pada September 2009 lalu itu, juga terdapat peninggalan kuno bedug kayu dan kentongan setinggi 1 meter. Namun, keberadaan bedug itu baru saja digantikan dengan bedug baru yang dipesan dari Demak, beberapa waktu lalu sebelum memasuki Ramadan.

"Bedug aslinya kami simpan di belakang karena sudah usang. Bedug itu dulu panjangnya 12 meter, tapi dipotong karena kalau dipukul suaranya tidak kedengaran. Kentongannya waktu zaman saya kecil, ada sepanjang perahu, cuma sekarang nggak dipakai lagi," terangnya.

Muchlis menuturkan, pada bulan Ramadan yang baru berjalan 4 hari ini pengunjung masjid yang dibangun pada 1832 itu kian bertambah.

"Banyak, pada mampir untuk istirahat. Kayak bus-bus yang dari arah Banjar ke Tasik, pada parkir di alun-alun. Sebagian penumpangnya salat," jelas Muchlis. (Frd/Eks)
Video Terkini