Liputan6.com, Denpasar - Rapat kerja DPRD Bali dengan Gubernur Made Mangku Pastika pada Kamis 6 Agustus 2015 kemarin berlangsung "panas". Apalagi saat pembahasan tingginya korban gigitan anjing rabies di Bali. Keberadaan vaksin antirabies (VAR) di Bali dinilai langka. Karena itu banyak masyarakat yang tak sempat tertolong nyawanya.
Ketua Fraksi PDIP I Nyoman Parta meragukan target Gubernur dan Kepala Dinas Peternakan bahwa Bali terbebas rabies di tahun 2018. "Saya meragukan itu terwujud. Karena VAR saja mengalami kelangkaan,"‎ kata Parta dalam rapat kerja di DPRD Bali pada Kamis 6 Agustus 2015.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, penanganan rabies di Bali tidaklah mudah. Mantan Kapolda Bali tersebut mendorong untuk melakukan pemusnahan anjing liar demi menutup ruang penyebaran anjing rabies atau dengan cara dilakukan vaksin secara rutin.
Advertisement
"Anjing harus divaksin setiap 6 bulan. Jika tidak, anjing itu bisa terjangkit rabies lagi," tutur Pastika.
Dia mengklaim, untuk sementara ini masih ada vaksin yang tersedia. Namun, ketersediaannya mengalami kelangkaan karena jumlah produksinya sangat terbatas.
"Karena stok dari PT Biofarma sudah habis. Padahal, kita punya dana untuk membelinya. Tapi, stok vaksin antirabies sangat terbatas," terang Pastika.
Dia mengatakan, anjing harus divaksin 6 bulan sekali, maka VAR yang dibutuhkan penderita rabies jumlahnya tidak sedikit. Korban harus diberi 4 VAR. Selain itu ditambah juga vaksin tetanus.
Sementara saat disinggungg terkait 46 korban gigitan anjing rabies asal Kabupaten Karangasem yang terancam tak tertolong karena stok VAR terbatas, Pastika berjanji akan ‎berupaya menyediakan vaksin.
"Itu kita carikanlah. Mestinya bisa. Dinas kesehatan segera cari. Pinjamkan (VAR) dari kabupaten lain. Pemprov (melalui dinas kesehatan) carikan di mana yang masih ada," tutur Pastika.
Dia juga meminta kepada korban dan keluarganya untuk bersabar. "Sabar dululah, kita carikan di kabupaten lain atau di provinsi lain. Kita akan carikan. Kita akan selamatkan. Tidak mungkin kita biarkan mati sia-sia," pungkas Pastika. (Ndy/Mvi)