Liputan6.com, Palembang - Tidak seperti tahun lalu yang optimistis dengan target zero asap, kali ini Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin tak berani menjanjikan wilayahnya bebas dari kebakaran hutan pada tahun depan.
"Kita taruhan (tahun depan) sangat jauh berkurang. Saya tidak berani bilang Zero Asap, tapi bisa berkurang," ujar Alex kepada Liputan6.com di Palembang, Jumat (9/10/2015).
Untuk itu program ke depan agar tidak terjadi kebakaran, akan ada studi manajemen pengelolaan gambut. Pemprov Sumsel juga bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Advertisement
"Dengan menggunakan satelitnya, akan ada early warning system,” ujar dia.
Alex menambahkan pihaknya akan kembali melatih tim darat seperti Manggala Agni dan dinas terkait. Mereka akan dikerahkan untuk menyosialisasikan kepada masyarakat terkait bahaya kebakaran hutan dan lahan.
Pemprov Sumsel juga akan merestorasi lansekap yang bermitra dengan banyak stakeholder di dalam maupun luar negeri. Restorasi lansekap ini akan dilakukan di kawasan hutan dan lahan dengan dukungan nasional maupun internasional.
Dukungan internasional itu datang dari Konsultan McKinsey dari United State (USA), ZSL dari Inggris, IDH The Initiative Sustainable Trade dari Belanda, UKCCU dari Inggris, BioClime dari Jerman.
Selain itu APP dengan konsultan Deltares dari Belanda, Badan Pemanfaatan Dana Perkebunan (BPDP) dan Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI).
Terkait bantuan Singapura untuk memadamkan asap, Alex mengaku belum mengetahuinya. Namun begitu, ia terbuka menerima bantuan dari luar negeri.
"Alhamdulillah kita dibantu oleh pemerintah pusat. Untuk biaya sekali terbang heli saja mahal, melewati dua kabupaten sudah bisa membeli satu unit kijang Innova. Apalagi sumber air sangat jauh, tidak mungkin diatasi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) saja," kata dia.
Untuk ke depan, lanjut Alex, Pemda akan menambah biaya tanggap darurat baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Anggaran pencengahannya 10 kali lipat lebih banyak. (Ali)