Liputan6.com, Makassar - Suhu panas di Makassar, Sulawesi Selatan, melebihi batas normal. Akibatnya, langit Kota Daeng diselimuti kabut Haze atau awan tipis. Fenomena ini sering terjadi ketika suhu panas di sebuah daerah melebih batas normal.
Sejak awal, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah menyebut musim kemarau tahun ini lebih panas dan lama. Ini membuat suhu udara di bumi meningkat.
Prakirawan BMKG Makassar Sujarwo mengatakan, kabut Haze ini tidak berkaitan dengan kabut asap yang terjadi di Sulawesi, Papua, Kalimantan dan Sumatera.
Dia mengatakan, terjadi kekaburan udara oleh partikel-partikel kering yang melayang-layang di langit. Hal tersebut menyebabkan jarak pandang berkurang.
"Di Kota Makassar sendiri suhu udara bisa mencapai 36 derajat Celsius, dari suhu normal yang berkisar antara 32-33 derajat Celsius. Kabut Haze tampak di Makassar pada pagi hari, namun nantinya berkurang ketika terik matahari sudah mulai terasa atau kelihatan dan akan tampak kembali ketika waktu sore hari," kata Sujarwo.
Menurut dia, belum ada dampak serius dari kabut Haze, khususnya terkait penerbangan. Belum ada keluhan dari sejumlah maskapai. Jarak pandang masih berkisar 800 meter.
Baca Juga
Sujarwo mengaku belum bisa memastikan kabut Haze dapat menimbulkan efek bagi kesehatan atau tidak. Sebab, pihaknya belum menemukan adanya korban akibat kabut tersebut.
Â
"Dari perkiraan kita, kabut Haze di Makassar nantinya akan berakhir memasuki pertengahan November 2015 seiring dengan turunnya hujan di bulan itu," ungkap Sujarwo.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengungkapkan, Sulsel masuk dalam daerah yang memiliki suhu panas terekstrem, khususnya di bagian selatan dan timur‎. Ini menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sulsel. Salah satunya di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa.
Kabut asap akan hinggap di Makassar ketika ada kebakaran di Ternate dan Papua. Asap ini akan di bawa oleh angin yang bertiup dari arah timur menuju arah barat.
"Dengan arah angin dari timur menuju barat, dampak polusi asap bisa terjadi di Sulsel jika kawasan hutan Ternate atau Papua ‎ terbakar," tukas Sujarwo. (Bob/Sun)