Liputan6.com, Surabaya - Untuk mencegah masuknya teroris di wilayah Jawa Timur, maka pasukan Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Lanudal) dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal), dan petugas petugas pengamanan bandara memperketat pengamanan di sejumlah titik di terminal 1 dan 2 Bandara Juanda.
Kasi Hartib Danlundal Juanda, Mayor laut (PM) Agus Sulistiyanto mengatakan, proses pengamanan tersebut juga menggunakan anjing pelacak K9. Setiap penumpang yang masuk di pintu keberangkatan dan kedatangan berikut barangnya diperiksa.
"Sementara ini tidak ditemukan indikasi gangguan keamanan di Bandara Juanda," kata Agus di Surabaya, Selasa (17/11/2015).
Agus menambahkan, pengamanan bandara dilakukan sesuai perintah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, pascaperistiwa bom Paris pada Jumat 13 November lalu.
Baca Juga
Selain karena menjadi pintu masuk orang baik dari dalam maupun luar negeri, keamanan bandara menjadi penting karena di area Juanda juga terdapat pangkalan udara TNI AL.
"Jangan sampai kita kebobolan," imbuh Agus.
Agus melanjutkan bahwa bandara merupakan salah satu pintu masuk penyusupan kelompok radikal dari luar. Di Jatim sendiri pengamanan lebih diperketat lebih-lebih setelah ditemukannya beberapa orang terduga ISIS yang diamankan kepolisian beberapa bulan lalu.
"Karena itu kami juga bekerja sama semua elemen di bandara untuk pencegahan, termasuk pihak imigrasi," ujar dia.
Agus menegaskan bahwa selain pengamanan tadi, patroli rutin sebenarnya dilakukan oleh satuan tugas pengamanan Bandara Juanda dua minggu sekali, Senin dan Kamis.
"Jadi kami selalu siap mengantisipasi teroris dan sabotase dari oknum tak bertanggung jawab," ujar dia. (Hmb/Ans)