Liputan6.com, Makassar - Hujan deras pertama mengguyur Kota Makassar pada Kamis (19/11/2015) siang. Sebagian orang yang tak siap seketika berlari demi melindungi diri dari basah. Tidak bagi Nandar, siswa kelas 5 SD Panyikolang, Kecamatan Panakukang.
Kaki kecilnya berlari tergopoh-gopoh. Matanya berbinar memancarkan semangat. Sembari mengembangkan payung besar yang dibawanya dari rumah, ia berusaha mengejar para pengunjung Mal Panakukang demi selembar Rp 2 ribu. Bahkan, seribu rupiah pun diterimanya.
"Payung, payung iye. Saya antar ki sampai di mobil," kata Nandar kepada salah satu pengunjung.
Bagi Nandar, musim hujan yang akan dijelang merupakan sumber berkah tambahan. Ia melakoni pekerjaan sebagai pengojek payung sejak 2 tahun lalu. Ia mulai menawarkan jasanya seusai pulang sekolah hingga jelang Magrib. Atas jerih payahnya, ia memperoleh penghasilan kurang dari Rp 20 ribu per hari.
Â
Baca Juga
"Pulang sekolah saya memang di Mal Panakukang. Tidak hanya nanti hujan seperti sekarang ini, tetapi saya memang ojek payung di sini kalau cuaca panas juga iyye," sahutnya dengan logat Makassar yang kental.
Anak berambut ikal itu mengaku sengaja mengojek demi mendapat tambahan uang jajan. Menurut Nandar, orangtuanya tidak pernah melarangnya untuk bekerja. Lagipula ia bekerja berkelompok dengan 5 kawannya yang bersekolah di sekolah yang sama. Mereka kemudian mangkal di dekat gerbang mal untuk menjemput rezeki.
"Orangtua tahu tapi enggak pernah ngelarang," ucap Nandar singkat. (Din/Hmb)**
Advertisement