Sukses

Gelar Ritual Sakral, Akses Menuju Kawasan Wisata Kuta Ditutup

Ritual berlangsung hampir di seluruh perempatan yang ada di Kuta mulai pukul 08.30 Wita hingga pukul 14.00 Wita.

Liputan6.com, Denpasar - Seluruh umat Hindu di Desa Adat Kuta, Bali, hari ini menggelar ritual tolak bala atau yang dikenal upacara Nangluk Merana. Tokoh adat Kuta Dewa Gede Mayun menerangkan, upacara itu digelar setahun sekali, tepatnya setiap Sasih Kajeng Kliwon dalam kalender Bali.

Ritual berlangsung hampir di seluruh perempatan yang ada di Kuta mulai pukul 08.30 Wita hingga pukul 14.00 Wita, sehingga akses jalan menuju kawasan wisata itu ditutup sementara.

"Akses jalan menuju kawasan Kuta akan ditutup sementara dan siangnya diberlakukan sistem buka tutup. Hal itu untuk memperlancar upacara Nangluk Merana," terang Gede Mayun di Kuta, Bali, Senin (7/12/2015).


Tokoh Puri Satria Dalem Kaleran itu mengungkapkan, upacara Nangluk Merana diikuti ribuan warga. Upacara itu merupakan permohonan keselamatan kepada Tuhan yang bertujuan menetralisasi alam semesta dari hal negatif, termasuk bencana alam dan serangan wabah penyakit.

"Iya upacara Nangluk Merana sebagai penolak bala, upacara ini juga berfungsi menetralisir alam agar kembali harmonis," ucap Dewa Mayun.

Dalam ritual itu, 6 barong diarak keliling lingkungan Desa Kuta. Simbol kebaikan itu bersama dengan benda suci Pura lainnya diyakini mampu mengusir roh dan hal negatif yang bersemayam di desa sehingga masyarakat bisa terbebas dari marabahaya dan wabah penyakit.

Dewa Mayun memaparkan, lokasi tempat berlangsung upacara Nangluk Merana dilakukan di Pura Ungan-Ungan di selatan Hard Rock Cafe Bali, persimpangan Bemo Corner, persimpangan depan Pura Desa, dan persimpangan Jalan Majapahit-Raya Kuta.

Selain itu, upacara juga digelar di depan Banjar Pelasa dan Pura Padonan, persimpangan Jalan Blambangan-Kalianget, dan persimpangan Jalan Kalianget-Raya Kuta.