Liputan6.com, Denpasar - Bertepatan dengan Tilem Kaenem (bulan mati keenam) serentak, ribuan warga Desa Pakraman Denpasar menggelar Upacara Pecaruan Nangluk Merana (pembersihan alam) Tilem Sasih Kanem, Kamis 10 Desember 2015 bertempat di depan Pura Desa dan Puseh Desa Pekraman Denpasar.
Dalam upacara itu terlihat Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara, Ketua Komisi Satu DPRD Kota Denpasar I Ketut Suteja Kumara, Camat Denpasar Barat IB Joni Ariwibawa, dan Camat Denpasar Utara Nyoman Lodera serta tokoh agama setempat.
Mangku Made Arnyana Penglingsir Pura Desa dan Puseh Desa Pekraman Denpasar mengatakan upacara Nangluk Merana ini merupakan upacara yadnya yang dilaksanakan sebagai permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa.
Baca Juga
Baca Juga
Permohonanya agar berkenan menangkal atau mengendalikan gangguan-gangguan yang dapat membawa kehancuran atau penyakit.
"Merana dalam hal ini tidak hanya berarti hama, melainkan semua penyakit, virus, dan hal-hal yang tidak baik yang mungkin akan menimpa seseorang. Dalam kepercayaan masyarakat Bali, semua bahaya dan penyebab kemalangan yang akan datang, membawa tanda atau ciri-ciri tersendiri," jelasnya di lokasi acara, Kamis (10/12/2015).
Menurut dia, semua ritual yang berkaitan dengan Nangluk Merana disebut sebagai caru. Caru adalah ritual yang dilaksanakan dengan tujuan untuk nyomia bhuta kala yang diartikan sebagai ritual dengan melaksanakan kurban suci kepada bhuta kala penyebab atau penguasa segala jenis marana.
"Dengan tujuan agar semuanya menjadi harmonis," jelas Mangku Made Arnyana.
Advertisement
Dalam kesempatan upacara Nangluk Merana hari ini dipuput (akhiri) oleh Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa dari Geriya Tegal Sari Denpasar.
"Setelah melakukan upacara Pecaruan pada esok pagi, pada malam harinya kita melakukan keliling wilayah desa dengan "memundut" atau menggotong Ratu Gede dan Ratu Ayu dengan prosesi melakukan penyucian wilayah desa," terang Mangku Made Arnyana.
Di Pura Desa dan Pura Puseh Desa Pekraman Denpasar diempon 104 Banjar, upacara tersebut dilakukan rutin setiap tahunnya mulai 1998 lalu. Tujuan digelarnya upacara Nangluk Merana untuk penyeimbangan antara Bhuwana Alit dan Bhuwana Agung demi keselamatan jagat Denpasar dan Bali pada umumnya.