Sukses

Masalah Warisan, Polisi Tembak Kepala Sekolah di Pinrang

Polisi penembak tengah diproses sesuai aturan.

Liputan6.com, Makassar - Gara-gara harta warisan orang tua berupa sebidang tanah di Pinrang, Sulawesi Selatan, dua saudara berselisih paham hingga memcu insiden penembakan. Kebetulan salah satunya berprofesi sebagai polisi, dan korban penembakan kepala sekolah.

Talib (43), kepala sekolah SD Negeri Paladange, di Lappa-lappa, Kelurahan Tellu Panua,  kecamatan Suppa, kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan dihadiahi lima butir peluru dari senjata api organik jenis revolver milik saudaranya, Kiraman, Kanit III Subdit IV Dit Intelkam Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat.

Peristiwa naas itu terjadi Jumat (11/12/2015) pukul 15.00 Wita. Dari informasi yang dihimpun Liputan6.com, kronologisnya bermula ketika Kiraman bersama anaknya mendatangi lokasi tanah warisan dan mencabut pagar pembatas tanah kebun.

Usai melakukan aksinya, Kiraman kemudian menelepon Talib  dengan nada marah. "Saya sudah cabut patok, kalau kau marah, datang ke kebun," kata Kiraman kepada Talib melalui telepon selulernya.

Talib datang mengendarai mobilnya ingin melihat patok tanah yang dicabut oleh saudaranya sendiri. Dia tidak menyangka sesuatu hal buruk akan menimpa dirinya.

 



Baru saja menurunkan kaki dari mobil, Talib langsung dihujani lima butir peluru yang mengenai kaki kanan dan kaki kirinya.

Kabid Humas Polda Sulselbar, Kombes Pol Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi membenarkan ada anggota polisi yang menembaki saudaranya sendiri.

"Peristiwa penembakannya di Kabupaten Pinrang, dan anggotanya sudah diproses sesuai aturan," kata Frans Barung.