Liputan6.com, Makassar - Intensitas kebakaran di kota Makassar, Sulawesi Selatan, sepanjang tahun ini relatif tinggi. Dari catatan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Makassar, satu hingga dua hari sekali terjadi kebakaran di Makassar.
Data Dinas Damkar Makassar menunjukkan dari Januari hingga pekan kedua Desember tahun ini terjadi 210 kebakaran di Makassar baik skala kecil maupun besar. Lokasinya di pusat perbelanjaan, tempat hiburan, perkantoran, kompleks perumahan dan permukiman padat penduduk.
Kepala Dinas Damkar Makassar, Imran Samad, mengatakan pihaknya intensif meningkatkan kesiapan penanggulangan kebakaran menyusul tingginya angka kebakaran tersebut. Terlebih tidak jarang petugas Damkar disalahkan karena terlambat tiba di lokasi kebakaran.
"Secara umum peristiwa kebakaran di Kota Makassar diakibatkan oleh korsleting arus listrik. Selebihnya akibat lilin, obat nyamuk bakar, dan lainnya,” kata Irman yang merupakan kakak kandung mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad itu kepada Liputan6.com di Makassar, Rabu (16/12/2015).
Ia mengatakan banyak faktor penghambat anak buahnya tiba dengan cepat di lokasi kebakaran. Salah satunya adalah meningkatnya volume kendaraan di jalan raya, lalu perilaku pengemudi kendaraan di jalan raya saat armada damkar akan melintas.
“Aspek utama pasukan kami terlambat diba di lokasi kejadian adalah meningkatnya volume kendaraan dan perilaku pengendara kendaraan yang tidak mau menepi saat bunyi sirene mobil damkar akan melintas," ujar Irman.
Baca Juga
Baca Juga
Dalam rangka peningkatan kesiagaan tersebut, menurut Irman, pihaknya meningkatkan kerja sama dan koordinasi mengenai prosedur serta regulasi pemadaman kebakaran. Upaya peningkatan koordinasi terakhir dilakukan bersama para personel di Big Tenant Mall GTC, Tanjung Bunga, Selasa, 15 Desember 2015.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar, Ibrahim Saleh, meminta kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait untuk meningkatkan pola koordinasi dalam hal menangani prakebakaran saat kebakaran dan pascakebakaran.
“Sangat diperlukan koordinasi yang akurat antara instansi terkait yang bergerak di bidang teknis dan seluruh kecamatan untuk bersama sama mengadakan operasional pemadaman berdasarkan prototap masing masing," kata dia.
Koordinasi itu sangat penting agar tidak saling menyalahkan jika terjadi bencana kebakaran. "Untuk itu perlunya kepedulian semua stakeholder lainnya," ucap Ibrahim.
Advertisement