Liputan6.com, Makassar - Nelayan mengaku melihat jasad yang diduga korban tenggelamnya KM Marina terapung di sekitar Teluk Bone. Pascamendengar kabar itu, Polres Luwu bergegas menyisir wilayah tersebut. Namun, korban belum juga ditemukan.
"Kita masih melakukan penyisiran di sekitar Teluk Bone sesuai dengan kabar nelayan yang katanya melihat sekitar puluhan korban KM Marina yang tewas mengapung serta tubuh sudah membengkak," kata Kapolres Luwu, AKB Adex Yudiswan kepada Liputan6.com melalui pesan singkatnya, Selasa (22/12/2015).
Menurut dia, polisi sudah bersegera menyisir Teluk Bone karena yakin kabar dari nelayan tersebut benar. Terlebih, keterangan ini dikuatkan adanya rompi oranye bertuliskan KM Marina Baru 2B yang sempat diambil nelayan sebagai bukti.
"Kita yakin karena nelayan tersebut mengambil bukti di sekitar, sama beberapa rompi oranye bertuliskan KM Marina Baru 2B. Dia juga menegaskan ada jenazah terapung sekitar puluhan dalam kondisi tewas membengkak," jelas Adex.
Baca Juga
Dia menjelaskan sang nelayan tidak bisa mengevakuasi langsung korban karena dia menggunakan perahu kecil. "Karena perahu yang dia (nelayan) tersebut kecil sehingga dia tidak menaikkan seorang pun jenazah korban di atas perahunya tapi bergegas kedaratan dan memberitahu petugas," tutur Adex.
Untuk mempercepat penemuan, polisi berpatroli menggunakan speed boat di sekitar teluk bone. "Serta membuat posko kemanusiaan korban karamnya KM Marina Baru 2B di Pelabuhan Tadette Belopa," kata dia.
Advertisement
Sebelumnya, KM Marina yang dinyatakan hilang di antara Perairan Kolaka-Siwa tersebut memuat penumpang sebanyak 119 orang terdiri dari 91 orang dewasa, anak-anak 19 orang dan ABK sebanyak 10 orang.
KM Maurina mulai berangkat dari Pelabuhan Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara menuju Pelabuhan Bansalae, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan sekitar pukul 11.00 Wita.
Namun, pukul 16.00 Wita, kru melaporkan kapal diterjang ombak besar. Air pun masuk ke kapal. Setelah itu, Syahbandar Siwa kehilangan kontak dengan kru kapal tersebut.