Sukses

70 Persen Usaha di Pantura Gulung Tikar Akibat Cipali?

Warung-warung kecil di Jalur Pantura tetap bisa beroperasi walau pendapatannya menurun antara 20-39 persen.

Liputan6.com, Cirebon - Padatnya jalanan di Tol Cipali pada masa libur panjang akhir tahun nyatanya tidak dirasakan oleh pengusaha di Jalur Pantura. Pembukaan tol justru menurunkan penghasilan para pengusaha di rute utara Pulau Jawa.

Hasil survei dampak Tol Cipali oleh Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPWBI) Cirebon mengungkapkan sedikitnya 70 persen usaha di Jalur Pantura Cirebon malah gulung tikar. Ketua Tim Survei Dampak Tol Cipali Budi Saharjo menyampaikan, 68-70 persen pengusaha restoran di kawasan Pantura tutup sejak jalur tol sepanjang 116,75 km itu dibuka.

"Keberadaan Tol Cipali bukan hanya menguntungkan pengguna jalan saja, melainkan keberadaan tol ini justru cenderung membuat usaha yang ada di sepanjang Jalur Pantura gulung tikar," ujar Budi usai pemaparan Diseminasi Hasil Survei Dampak Tol Cipali Terhadap Aktivitas Perekonomian di Kawasan Pantura dan Exit Toll, Selasa, 29 Desember 2015.

Selain usaha rumah makan, pembukaan tol juga menurunkan omzet SPBU yang beroperasi di sepanjang Pantura hingga 70%. Dampaknya, banyak karyawan SPBU yang dirumahkan atau bahkan diberhentikan karena SPBU sepi. Kredit macet juga terjadi sebagai imbas sepinya usaha, walau belum diketahui nilai pastinya.

"Usaha tidak lancar otomatis menciptakan pengangguran baru dan sampai saat ini belum terdeteksi secara detail di daerah mananya," ucap Budi.

Sementara itu, warung-warung kecil tetap bisa beroperasi walau pendapatannya menurun antara 20-39 persen. Budi menyatakan kemampuan bertahan warung-warung kecil itu karena target pasar utama mereka adalah masyarakat lokal.
 
"Ini menjadi tantangan sendiri bagi pemerintah daerah, termasuk pemerintah pusat, bagaimana mengatasi dampak negatif beroperasinya Tol Cipali bagi masyarakat sekitar," sahut Budi.

Guru Besar FEB Universitas Padjadjaran Ina Primiana menyatakan hal senada, meski Tol Cipali diprediksi mampu  meningkatkan sedikitnya 1% pertumbuhan ekonomi daerah hingga 2017. Namun, ia mengingatkan hal itu bisa terealisasi jika pemerintah daerah mampu mengatur potensi daerahnya.

Ina menyarankan agar 5 kota/kabupaten di kawasan Jawa Barat bagian Timur harus bersatu menyamakan visi. Karena, sinergitas di antara kabupaten/kota di kawasan Jabar Timur dengan pemerintah pusat akan menciptakan manfaat yang sama dan adil bagi masyarakat.

"Ketika dibuka jalan itu untuk mengurai kemacetan. Setelah ada Cipali, terlihat ada peningkatan pendapatan. Salah satunya usaha empal gentong. Yang tadinya hanya 2 toko menjadi 20 lebih," ujar Ina.