Sukses

Napak Tilas Tempat Bertapa Sunan Giri di Gresik

Petilasan itu berbentuk batu yang digunakan Sunan Giri untuk bertapa minta petunjuk Tuhan.

Liputan6.com, Surabaya - Sunan Giri seperti halnya Sunan Kalijaga atau Sunan Gunung Jati termasuk Wali Songo, kelompok ulama penyebar ajaran Islam di Pulau Jawa. Salah satu jejak lelaki kelahiran Blambangan -sekarang wilayah Banyuwangi- tertinggal di sebuah batu yang ditaruh begitu saja di lantai 2 Masjid Beji, Kebomas, Gresik.

Bentuk batu yang mirip batu apung itu tidak beraturan. Di atas batu ditaburi pasir hitam. Pengurus masjid, Syamsul Anam (85), menuturkan pasir itu sengaja ditaburkan untuk menutupi air seni orang gila yang mengencingi batu itu sembarangan. Lebih dari itu, tidak terlihat keistimewaan dari batu tersebut.

Syamsul mengatakan batu itu bukan batu biasa.  Batu tersebut merupakan petilasan yang dipakai bertapa Sunan Giri sebelum menyerang Majapahit. Batu tersebut sebelumnya berada di Gunung Batang sebelum dipindahkan ke tempatnya sekarang.

 



"Batu berumur 400 tahun itu memiliki nilai sejarah cukup dalam bagi perkembangan Islam di Jawa Timur. Batu ini dulu berada di Gunung Batang, namun dipindahkan ke sini karena takut rusak," ujar Syamsul Anam seraya mengajak Liputan6.com melihat batu tersebut, Senin 11 Januari 2016.

Syamsul menyatakan Joko Samudro, nama kecil Sunan Giri, bertapa di atas batu itu pada abad ke-14 silam. Saat itu, kata dia, Sunan Giri hendak menyerang Majapahit yang sudah memasuki senjakalanya. Tujuan utama penyerangan adalah menyebarkan Islam di tanah Jawa.

"Penyerangan dilakukan dengan tujuan mengislamkan tanah Jawa. Dengan bertapa, Kanjeng Sunan berharap adanya petunjuk dari Allah SWT," kata Syammsul. 

Ia mengaku, meski batu itu cukup bersejarah, banyak orang yang tidak mengetahui hal itu.

"Jarang yang tahu, Mas. Pemerintah sendiri juga belum ada yang datang ke sini, apalagi menjadikannya sebagai tempat wisata," ucap Syamsul.