Liputan6.com,Makassar - Jika Jawa Barat memiliki Es Podeng, Makassar ternyata juga punya ikon kuliner lokal bernama Es Poteng. Keduanya sama-sama berbahan dasar tape singkong. Poteng dalam bahasa setempat berarti singkong.
Sudah banyak restoran di Makassar menyediakan es itu dalam daftar menunya, tapi yang orisinal berasal dari Galesong Selatan, Kabupaten Takalar.
Tapi, penjual tradisional biasa menjajakan makanan manis itu dengan mengendarai sepeda onthel. Mereka umumnya berasal dari Desa Parambambe, Galesong Selatan, Kabupaten Takalar.
Abdullah Daeng Tangnga adalah salah satu penjual yang masih eksis menjual es tersebut. Untuk menarik perhatian pembeli, ia menggoyangkan bel hingga berbunyi nyaring.
"Saya jualan Es Poteng sejak anak muda hingga dikaruniai seorang cucu. Hebatnya lagi karena alat serut, biasa disebut Kattang, dipesan khusus di Takalar," ujar Abdullah kepada Liputan6.com ketika ditemui di Jalan Rajawali, Selasa (12/1/2016).
Baca Juga
Untuk membuat es poteng, kata dia, didahului dengan membuat tape singkong. Ia membutuhkan singkong berkualitas baik dan rata. Singkong itu kemudian dipotong-potong sesuai selera dan dicuci sampai bersih.
Potongan singkong selanjutnya direbus sampai matang. Singkong yang telah didinginkan dan ditumbuk halus kemudian ditaburkan ragi halus.
Tumbukan singkong yang telah ditaburi ragi itu diperam di dalam daun pisang atau daun jati selama kurang lebih 3 hari. Setelah itu, tape singkong siap untuk diolah menjadi es poteng.
Abdullah tinggal menambahkan serutan es dan sirup ke atas potongan tape sebelum Es Poteng dinikmati. Masyarakat lokal banyak memburunya untuk memuaskan dahaga saat cuaca terik.
"Biasanya tape ini disuguhkan bersama parutan es yang kemudian dicampur sirup. Saya menjualnya mulai dari harga Rp 3.000 ribu per mangkuk. Kalau soal pendapatan, biasanya juga Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu," tutur Daeng Tangga, sapaan populernya.