Liputan6.com, Buleleng - Kepolisian Resor (Polres) Buleleng, Bali mengantisipasi aksi teror yang terjadi di wilayahnya. Setelah mendapat informasi beredarnya surat ancaman bom bunuh diri dan penyerangan di sejumlah lokasi, polisi kini memburu pengirim surat tersebut.
Kapolresta Buleleng, AKBP Hery Haryadi Bajuri mengaku kini tengah melakukan pemeriksaan saksi-saksi untuk mengetahui detil pengirim surat.
Karena, kata dia, terdapat kesimpangsiuran dari sejumlah saksi mengenai ihwal keberadaan surat tersebut.
"Ada yang bilang diantar oleh seseorang menggunakan motor. Ada yang bilang juga ditaruh di bawah pintu. Maka saksi kita masih mintai keterangan," kata Hery saat dihubungi Liputan6.com di Buleleng, Senin (18/1/2016).
Surat tersebut berada di Kantor Kecamatan Kubutambahan, Buleleng sekitar pukul 08.30 Wita dengan pengirim yang belum jelas.
Baca Juga
Hery berjanji segera melakukan pengejaran terhadap pengirim surat jika identitasnya sudah diketahui secara jelas.
Sebelumnya, Kantor Kecamatan Kubutambahan dibuat geger dengan surat ancaman bom bunuh diri dan penyerangan di beberapa lokasi.
Penulis surat mengaku masih memiliki hubungan dengan jaringan teroris yang membuat ulah di Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta.
Informasi yang dihimpun, surat tak hanya dikirim ke Kecamatan Kubutambahan saja. Di beberapa kantor lainnya juga disebut-sebut mendapat surat berisi serupa. Salah satunya adalah Kantor Kepala Desa Kalibukbuk Singajara.
Dalam surat itu dijelaskan jika pelaku akan melakukan teror berupa ancaman bom dan meledakkan diri serta melakukan aksi penyerangan ke pusat perbelanjaan, perkantoran, dan pusat wisata di Bali.
Surat ancaman bom meledakkan diri dan serangan ke sejumlah tempat itu ditulis huruf kapital yang diawali tulisan Arab. Penulis surat menyatakan bagian dari kelompok yang meneror Jakarta dan sedang bersiap-siap membuat aksi teror di Bali.