Liputan6.com, Malang - Lahan pertanian di Kota Malang, Jawa Timur terus menyusut setiap tahunnya. Banyak petani memilih menjual sawah dan beralih profesi. Tren itu menjadi penyebab utama penyusutan lahan pertanian tersebut.
"Petani memilih berhenti bertani dan menjual sawahnya sehingga dari tahun ke tahun banyak alih fungsi lahan pertanian,” kata Kepala Dinas Pertanian Kota Malang, Hadi Santoso di Malang, Selasa (19/1/2016).
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kota Malang, pada 2007 luas lahan pertanian masih seluas 1.550 hektare (ha) kemudian menyusut menjadi 1.400 ha pada 2010. Di awal tahun 2016 hanya tinggal seluas 1.214 ha. Dari luasan itu, yang masih aktif ditanami padi hanya seluas 926 ha.
Advertisement
Baca Juga
Produktivitas hasil pertaniannya pada tahun lalu sebanyak 13.500 ton padi. Meski ada penurunan areal pertanian, Dinas Pertanian tetap mematok target produksi tahun ini naik menjadi 14.000 ton. Caranya dengan meningkatkan produktivitas di lahan yang masih tersisa.
"Meningkatkan luas area pertanian tidak bisa, tapi mengoptimalkan lahan yang ada agar lebih produktif. Caranya, bisa dengan memberi petani berbagai stimulus terutama agar tak mengalihfungsikan lahannya," Hadi menandaskan.
Luas lahan pertanian atau sawah yang tersisa itu tersebar di Kecamatan Lowokwaru, Kedungkandang, Sukun, Blimbing. Sedangkan di Kecamatan Klojen yang masuk kawasan industri perdagangan, sudah sangat sulit mencari areal sawah.