Liputan6.com, Bandung - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)Â mendadak populer di Tanah Air. Sejumlah orang dikabarkan menghilang dan disinyalir mengikuti paham sesat yang diajarkan organisasi kemasyarakatan (ormas) ini.
Sekretaris Umum MUI Jabar, Rafani Achyar, menjelaskan dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh MUI dan pihak kepolisian, aktivitas Gafatar terendus di 14 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Ke-14 kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Garut, Kota Sukabumi, Kabupaten Karawang, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Purwakarta, Kota Cimahi Kabupaten Bandung Barat (dihitung satu wilayah), Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kota Banjar, Kabupaten Subang, Kab Cianjur.
"Itu yang baru kita data, mungkin saja lebih dari itu. Ke-14 itu yang ada sekretariatnya sudah ada. Kalau Kota Bandung ada, tapi tidak ditemukan kegiatan. Tapi waktu Jabar acaranya (deklarasi) itu di Bandung, mungkin di Bandung ada," tutur Rafani saat ditemui di kantor MUI Jabar, Selasa (19/1/2016).
Baca Juga
Saat nama Gafatar ramai diperbincangkan usai banyaknya masyarakat yang hilang, aktivitas sekretariat Gafatar tiba-tiba terhenti.
"Semua kegiatan terhenti tapi struktur organisasi kan jelas. Sekarang nasibnya ada yang sudah kosong, tutup abis kontrak," beber Rafani.
Menurut Rafani, awal mula muncul Gafatar terjadi di kawasan Kabupaten Subang. "Pertama rame di Subang tahun 2012- 2013, kemudian menyebar dan buat deklarasi di Bandung ada pejabat hadir. Ada dugaan Al Qiyadah Al Islamiyah karena pahamnya hampir sama," Rafani menerangkan.
Menurut dia, pemerintah, khususnya kepolisian, bisa bertindak tegas terkait masalah ini karena Gafatar melakukan kegiatan yang masuk dalam kategori penistaan agama.