Sukses

Bocah Korban Tersangka Pedofil di Bali Bertambah Jadi 15

Polisi menduga korban tersangka pedofil warga Australia itu diperkirakan bertambah.

Liputan6.com, Denpasar - Jumlah korban tersangka pedofil warga negara Australia di Bali, Robert Andrew Fiddel Ellis alias RA, bertambah menjadi 15 bocah. Ini setelah polisi menelusuri catatan berisi nama-nama yang dibuat oleh tersangka yang berusia 70 tahun tersebut.

"Pertama kami tidak tahu itu nama-nama korban. Setelah kami cek di antara sekian nama tersebut dan dicari orangnya serta dilakukan pemeriksaan, mereka mengaku menjadi korban," ucap juru bicara Polda Bali, Komisaris Besar Hery Wiyanto di Denpasar, seperti dikutip dari Antara, Rabu (20/1/2016).

Hery menduga korban pelecehan asusila oleh kakek tersebut diperkirakan bertambah, karena di dalam catatan itu terdapat 32 nama.

Namun hingga saat ini dari 32 nama tersebut, baru 15 orang di antaranya yang berhasil ditemui dan diperiksa polisi. Hal ini mengingat kejahatan asusila itu telah berlangsung sejak 2013.

Penyidik, imbuh Hery, juga telah memeriksa 30 orang saksi yang mengetahui kasus pedofilia tersebut, termasuk aktivitas tersangka yang sudah lama berada di Bali.

Hingga saat ini polisi masih mendalami materi pemeriksaan kepada RA. Ia kini telah didampingi oleh pengacara dari Peradi yang ditunjuk oleh Polda Bali. Sebab, baik tersangka maupun pihak Konsulat Jenderal Australia tidak menyertakan pengacara.

Saat menjalani pemeriksaan, Hery menjelaskan bahwa tersangka cukup kooperatif, sehingga proses pemeriksaan diperkirakan akan berlangsung cepat hingga nanti dilimpahkan ke proses penuntutan di pengadilan.

RA ditangkap di rumahnya di Selemadeg, di Kabupaten Tabanan atas laporan warga yang menaruh curiga terhadap tersangka yang kerap membonceng gadis berusia rata-rata sekitar 10 tahun ke dalam rumahnya.

Atas laporan itu, polisi kemudian melakukan penyelidikan terhadap kegiatan tersangka setiap hari hingga akhirnya polisi memintai keterangan korban pelecehan asusila itu.

Rata-rata korbannya saat itu merupakan anak-anak yang tidak bersekolah dan setiap harinya menjadi tukang angkut belanjaan di Pasar Badung, Denpasar.

Tidak hanya dari Denpasar, beberapa pelaku juga berasal dari Tabanan.