Liputan6.com, Yogyakarta - Pernikahan adalah momen sakral bagi setiap pengantin. Saking ingin meninggalkan kesan yang tak terlupakan, sebagian pasangan getol mencari konsep pernikahan yang tidak biasa.
Jika Anda hendak melakukan hal yang sama, mungkin bisa mengikuti acara yang satu ini. Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta bakal menggelar acara bertajuk 'Nikah Bareng Angkasa'. Sesuai namanya, acara ijab kabul akan digelar di dalam pesawat yang mengangkasa.
Ketua Koordinator Nikah Bareng Angkasa, Yuto Nugroho mengatakan acara itu dilaksanakan dalam rangka peringatan HUT Museum Dirgantara ke-47. Karena itu, hampir seluruh elemen pernikahan bernuansa 47, di antaranya 47 target pengantin dan mahar Rp 47 ribu bagi para mempelai.
Semua disediakan gratis bagi pasangan yang mendaftar, termasuk kesempatan menginap di hotel berbintang di Yogyakarta.
Baca Juga
Â
Advertisement
Baca Juga
"Acaranya 4 April 2016. Target 47 pasangan saat pelaksanaannya, informasi terakhir baru 15 pasangan. Insyallah, kita berusaha mencapai target. Acaranya gratis," ujar Yuto saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 19 Januari 2016.
Yuto mengatakan, peserta yang terdaftar tidak hanya berasal dari Yogyakarta, tetapi juga dari Jakarta, Sukabumi dan Indramayu. Bahkan, beberapa orang dari Malaysia dan Singapura ada yang meminta dicarikan jodoh agar bisa mengikuti gelaran unik itu.
"Ada dari Malaysia dan Singapura tapi minta dicarikan jodoh. Respon sudah sampai luar negeri," katanya.
Elemen terunik dari acara itu, lanjut Yuto, tentu saja acara ijab kabul di dalam pesawat yang bersejarah. Sejumlah pesawat sudah disiapkan, di antaranya pesawat Dakota C47, pesawat kepresidenan Soekarno Hiller 360, dan helikopter bersejarah Heli Rotary yang dinaiki Soekarno dan Fatmawati.
Dia menambahkan, "Pesawat Dolphin, pesawat tempur latih juga digunakan, juga ada pesawat Jetstar Pancasila yang digunakan Soekarno ke negara-negara sahabat. Ini hadiah dari Amerika Serikat Tahun '62."
Yuto mengungkapkan, pemberian buku nikah dan ceramah kemungkinan dilaksanakan di udara menggunakan pesawat angkut, seperti pesawat Hercules. Rencana itu masih dimatangkan. Tapi, ia berharap agar masyarakat mendukung rencana tersebut.
"TNI AU tidak hanya jaya di udara tapi juga jaya di hati masyarakat," Yuto berharap.