Sukses

Takut Ditilang, Buruh di Boyolali Mengaku Bawa Bom

Polisi tidak takut diancam buruh pabrik yang mengaku membawa bom dan siap meledakkan bomnya itu.

Liputan6.com, Boyolali - Semangat #KamiTidakTakut menginspirasi jajaran Kepolisian Polres Boyolali. Meski ditakut-takuti seorang pria dengan ancaman membawa bom dan hendak meledakkannya, polisi tidak takut dan sukses menangkap seorang warga di Boyolali, Jawa Tengah.

Kisah berawal saat Satlantas Polres Boyolali menggelar operasi lalu lintas untuk menertibkan para pengguna jalan. Dalam operasi yang digelar di depan Mapolres Boyolali, Selasa, 19 Januari 2016, polisi memberikan teguran dan surat tilang kepada Kusangga Purba alias Angga, seorang buruh pabrik garmen.

"Yang bersangkutan kita kenai tilang karena tidak bisa menunjukkan surat-surat kendaraannya. Selain itu, Honda Vario yang dipakainya memiliki nomor polisi berbeda antara yang di depan dan yang di belakang," kata salah satu anggota Lantas Polres Boyolali berpangkat brigadir polisi.

Honda Vario yang dimaksud secara kasat mata terlihat berbeda di nomor polisi depan dan belakang, yakni T 5486 CF dan T 2040 LX. Untuk mencegah Angga kabur, polisi mencabut kunci sepeda motor tersebut dan meminta Angga untuk datang ke pos. Tak kurang akal, Angga kemudian mendatangi tukang kunci untuk membuat duplikat kunci. Ia tak mau datang ke pos polisi.

"Kami semakin curiga. Karena kabar tentang curanmor memang marak," kata Anggota Lantas itu ketika dihubungi Liputan6.com di Boyolali, Rabu (20/1/2016).

Didorong rasa curiga, polisi kemudian mendatangi Angga. Buruh pabrik garmen itu langsung lari dan masuk ke rumah seorang warga untuk bersembunyi.


Kapolsek Boyolali Kota AKP Miftakul Huda mengatakan anggotanya terus berusaha mengejar. Hanya saja ketika petugas hendak masuk dalam rumah yang digunakan untuk sembunyi, Angga berteriak mengancam.

"Dia teriak kalau membawa bom di dalam tas. Anggota kemudian keluar rumah dan menunggu di luar," kata Kapolsek Boyolali Kota AKP Miftakul Huda, Rabu (20/1/2016).

Karena tidak takut, petugas justru sabar menunggu hingga beberapa menit. Namun, karena tak ada ledakan atau tanda-tanda ancaman itu benar, petugas Satlantas kembali masuk rumah warga yang dijadikan tempat Angga bersembunyi.

"Ternyata dia ketakutan dan ikhlas menyerahkan tasnya untuk diperiksa. Anggota tidak menemukan bom seperti yang dikatakan," kata Kapolsek.

Setelah dibawa ke Mapolsek Boyolali Kota, Angga mengaku takut kena tilang. Sekilas muncul ide menakut-nakuti petugas. Ia terilhami berita-berita tentang bom di Jakarta.

"Saya salah. Tapi hanya bercanda saja. Tidak serius. Siapa tahu polisinya takut," kata Angga melalui sambungan telepon seluler.

Polisi masih berbaik hati. Angga tidak ditahan. Namun, buruh pabrik garmen itu tetap dikenai wajib lapor setiap 2 minggu sekali. Sepeda motornya saat ini juga masih ditahan sampai ia bisa menunjukkan surat-suratnya.