Liputan6.com, Palu - Pasca-operasi Camar Maleo IV, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menggelar operasi lanjutan bersandi Operasi Tinombala. Dimulai sejak 10 Januari 2016, polisi menargetkan bisa membekuk kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso alias Abu Wardah dalam waktu 60 hari.
"Kita optimistis dengan sisa waktu operasi ini, mampu menyelesaikan tugas," kata Kepala Operasi Daerah (Kaopsda) Tinombala Kombes Leo Bona Lubis dikutip dari Antara, Senin, 25 Januari 2016.
Leo menyatakan, masyarakat mendukung kesuksesan operasi itu karena mereka jengah dengan teror yang dilancarkan kelompok Santoso. Di sisi lain, kepolisian juga mendapat dukungan penuh TNI dalam memperkuat pelaksanaan operasi.
Baca Juga
Dia menambahkan penangkapan Santoso cs merupakan salah satu program quick win Polri. Apalagi, aksi teror dan keberadaan kelompok Santoso dari sudut apapun tidak ada pembenarannya.
"Saya meminta kepada seluruh personil memasang telinga dan mata untuk menyerap semua informasi terkait keberadaan kelompok Santoso cs dan melaporkannya ke Kaopsda langsung atau secara berjenjang," imbau Wakapolda Sulteng itu.
Dalam kurun 3 tahun terakhir, terjadi 3 kali pergantian Kepala Kepolisian Daearah (Kapolda) Sulteng, namun aksi terorisme di wilayah Poso tak kunjung tuntas.
Operasi dalam rangka memberantas aksi dan menangkap seluruh pihak yang terlibat juga telah beberapa kali dilakukan, tapi belum berbuah hasil menggembirakan.
Sejumlah operasi tersebut juga telah memakan korban, baik dari pihak Polri maupun TNI serta warga sipil. Kritikan sejumlah aktivis, seperti LPS-HAM, dialamatkan kepada operasi itu karena dinilai hanya menghabiskan uang negara dan menjadi tempat mencari kekayaan oknum tertentu.