Liputan6.com, Banjarnegara - Demam berdarah mewabah di Banjarnegara, Jawa Tengah. Hingga saat ini, sudah ada 1 orang meninggal dunia. Selama 4 hari, 45 warga mengeluhkan tanda-tanda demam berdarah seperti panas tinggi.
"Dalam waktu 4 hari sudah 43 warga yang memeriksakan diri ke Tempat Layanan Kesehatan menderita panas tinggi mirip gejala awal DB. Sementara 2 warga lainnya, dilaporkan sudah terlebih dahulu terserang panas tinggi. Sehingga total ada 45 orang," kata Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Kamis, 28 Januari 2016.
Kondisi itu memaksa pemerintah daerah menetapkan Banjarnegara sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah. Selain masalah statistik, kata Hadi, pernyataan KLB itu didasarkan pada keresahan warga atas virus ini.
Secara sosial, kata dia, keresahan seperti ini juga merupakan penyakit. Bila tidak memperoleh penanganan yang cepat, penyebaran wabah penyakit itu justru bisa lebih parah.
Baca Juga
"Semua stakeholder dari DKK, puskesmas, petugas kesehatan di desa, rumah sakit yang melayani penderita, kecamatan, dan juga kades dan perangkatnya untuk tanggap. Selain kesigapan dalam mengantisipasi keadaan juga untuk gencar memberikan informasi yang benar tentang penyakit ini," ujar dia.
Masyarakat meminta agar wilayahnya segera dilakukan pengasapan (fogging). Sebab, kata dia, mereka beranggapan setelah diasapi, daerahnya aman dari DBD.
"Padahal yang namanya DBD ini merupakan penyakit unik. Penyebabnya adalan virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Agepty. Nyamuknya juga unik, sebab berbeda dengan nyamuk lainnya, dia menyukai berkembang biak di tempat-tempat bersih seperti bak mandi, genangan air di bekas kaleng cat, dan lainnya," kata Hadi.
Untuk itu, penanggulangan penyakit DBD ini dapat efektif justru dengan memberantas sarang nyamuk. Hadi meminta semua stakeholder memberikan pemahaman yang jelas soal virus itu.