Liputan6.com, Medan - Perayaan Imlek identik dengan pernak-pernik serta sajian kue keranjang, yang dikenal juga dengan nama kue bakul. Kue khas etnis Tionghoa itu selalu muncul di saat-saat menjelang perayaan Imlek.
Bahan untuk membuat kue keranjang itu cukup sederhana, yaitu campuran tepung beras ketan dan gula putih. Biasanya kue itu akan masak sempurna setelah 8 jam. Setelah jadi, kue itu bisa disimpan lebih lama. Daya tahannya bakal bertambah bisa menjadi keras.
Ada kepercayaan yang berlaku di antara para pembuat kue keranjang. Agar bisa membuat kue keranjang yang bagus dan enak, mereka harus memiliki hati yang bersih.
Hal itu diungkapkan Mardian Sanjaya. Produsen kue yang berlokasi di kawasan Jalan Merbau Nomor 11/7, Kota Medan itu mengatakan, kata-kata itu menjadi prinsip mereka dalam membuat panganan manis itu.
"Hal ini udah jadi pegangan kita. Kalau hati tidak bersih saat membuatnya, hasil yang dibuat bisa jadi tidak bagus," kata Mardian, saat ditemui Liputan6.com, di Medan, Jumat (5/2/2016).
Baca Juga
Baca Juga
Petuah itu diperolehnya dari ibunya, Lisa. Generasi ketiga pembuat kue keranjang milik keluarga itu sempat mengalami kerugian saat memproduksi kue dalam kondisi hati yang tidak baik.
"Dulu ini usaha diteruskan oleh ayah dan ibu setelah kakek. Nah, ibu pernah buat kue dengan keadaan hati yang kurang bersih, kemudian hasilnya jadi hancur. Pada saat itu sempat merugi usaha ini," ucap Mardian.
Ia mengatakan tuah dari mitos itu juga pernah dituai para pekerja. Ketika membuat kue keranjang dengan perasaan dan hati yang sedang bermasalah, kue keranjang yang dibuat tidak akan sempurna.
"Saya selalu bilang, kalau lagi membuat kue, segala perasaan atau hati kotor dibuang jauh-jauh. Agar hasilnya bisa bagus," ucap dia.
Menjelang Imlek 2567, Mardian sudah memproduksi kue dalam seminggu terakhir. Ia dan pekerjanya sudah membuat kue sejak 20 Januari lalu.
Advertisement
Ia mengatakan jumlah pesanan kue keranjang yang diterimanya tahun ini menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Tahun ini, bahan pokok banyak yang naik, dan berdampak pada permintaan pembeli," ucap dia.
Mereka terpaksa menaikkan harga jual terkait kenaikan bahan pokok. Jika biasanya kue dijual seharga Rp 40.000 sampai Rp 150.000, mereka menaikkan harganya menjadi Rp 45.000 sampai Rp 200.000 untuk per kotak.
"Permintaan juga masih banyak dari luar Kota Medan," kata Mardian.