Liputan6.com, Yogyakarta - Hingga bulan Januari 2016 ada 243Â kasus demam berdarah di Yogyakarta. Dari 243 kasus, tersebar di Kota Yogyakarta sebanyak 44 kasus, Bantul 103 kasus, Kulon Progo 10 kasus, 1 meninggal dunia, Gunungkidul 57 kasus, dan Sleman 29 kasus, 1 meninggal dunia.
"Ya korban meninggal ada 2 di bulan Januari ada satu di Sleman dan satu lagi di Kulonprogo. Total Januari ada 243 kasus," ujar Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan DIY, Daryanto Chadorie, kepada Liputan6.com di Yogyakarta, Jumat 5 Februari 2016.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya diperkirakan jumlah kasus demam berdarah akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan. Ia mengatakan pada tahun 2015 kasus DB di Yogyakarta sangat tinggi.
Ada 3420 kasus DB dengan jumlah meninggal mencapai 35 orang. Yang tersebar di Kota Yogyakarta 938 kasus dan 11 meninggal, Bantul 1390 kasus dan 12 meninggal, Kulonprogo 119 kasus, Gunungkidul 459 kasus dengan 4 meninggal dan di Kabupaten Sleman 514 kasus demam berdarah dengan 8 orang meninggal dunia.
Baca Juga
"Jadi kalau dibandingkan tahun 2015 itu peningkatan tajam dibandingkan 2014. 2014 itu ada 1955 yang meninggal 13 orang. Prediksi kita berdasarkan tren justru bulan Januari Februari dan Maret naik," ujar dia.
Untuk menekan jumlah itu Pemprov mengeluarkan surat edaran untuk penanggulangan kasus demam berdarah selama Januari hingga Maret 2016. Pemerintah juga mengimbau kepada setiap keluarga di DIY untuk memantau jentik nyamuk.
"Kita sudah buat edaran gubrnur yang ditujukan kepada wali kota dan bupati dalam rangka kewaspadaan DB. Oleh karena itu melakukan koordinasi di 5 kabupaten kota dan petugas puskesmas untuk siap siaga," ujar Daryanto.
Daryanto menambahkan, ada 2 wilayah di DIY yang endemis demam berdarah, yakni Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Namun di Kabupaten Sleman dan Gunungkidul juga terdapat sebagian wilayah endemis. Sementara di Kabupaten Kulonprogo justru terancam penyakit malaria.
"Kami imbau masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan langkah menguras, mengubur, dan menutup. Kami juga sudah menyiapkan fasilitas kesehatan maupun yang ada di rumah sakit," himbau Daryanto.