Liputan6.com, Bengkulu - Menyambut Tahun Baru Imlek 2016, warga keturunan Tionghoa di kawasan Kampung Cina atau Chinatown Kota Bengkulu tengah bersiap memasang 1.000 lampion.
Lampion-lampion cantik tersebut dijejerkan di sepanjang jalan yang mayoritas dihuni warga keturunan Tionghoa. Mereka sudah mendiami kawasan itu sejak ratusan tahun lalu.
A Liang, tokoh masyarakat Tionghoa Bengkulu mengatakan, pada Imlek tahun ini mereka sengaja membuat meriah kawasan Chinatown. Selain untuk merayakan tahun baru, hal ini mereka lakukan demi menghadapi Pasar Bebas ASEAN (MEA).
Baca Juga
Baca Juga
Kawasan Chinatown di Bengkulu adalah wilayah perdagangan yang dikuasai kaum Tionghoa yang masuk ke Bengkulu sejak 1719 melalui pelabuhan lama yang berada di tepian Samudera Hindia dan tepat berada di bawah Benteng Marlborough.
"Kegembiraan Imlek tahun ini berbeda, kami yang mayoritas berusaha di bidang perdagangan melihat prospek cerah bagi perekonomian kami dengan masuknya era perdagangan bebas ASEAN," kata A Liang di Bengkulu, Sabtu (6/2/2016).
Advertisement
Damainya Chinatown
Warga Chinatown sendiri sudah berbaur dengan masyarakat lokal yang mendiami kelurahan Malabero dan Kelurahan Pasar Pantai. Tak pernah terjadi perselisihan. Warga lokal bahkan mereka dipekerjakan di pertokoan milik warga Tionghoa.
Sementara itu Bhiksu Vihara Budhayana Nyana Sukha mengajak warga yang merayakan Imlek untuk lebih bersyukur dengan kondisi aman dan tenteram yang selalu terjaga di Bengkulu. Apalagi Bengkulu baru saja melaksanakan Pilkada dan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru tanpa ada gejolak.
"Imlek maknanya kegembiraan dan bersyukur, memasuki tahun kera api, mari kita terus menjaga kondisi aman tentram dan damai ini," ungkap Nyana Sukha.
Dia berharap, kawasan Chinatown ini terus dipelihara bentuk aslinya dan menjadikan daya tarik pariwisata. Sejarah panjang yang mengiringi keberadaan kawasan yang dahulunya sering dikunjungi Presiden Sukarno saat diasingkan di Bengkulu itu juga harus menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun manca negara.
"Daya jual untuk pariwisata sangat baik, tinggal bagaimana gubernur yang baru nanti mengelola kawasan ini untuk mendatangkan para turis ke sini," kata Bhiksu Nyana Sukha.