Sukses

Korban Oplosan Terus Bertambah, Sudah 26 Orang Tewas

Bahan baku miras ini antara lain, 1 galon fermentasi salak, obat anti serangga cair merek HIT, cairan anti pegal, dan 1 bungkus tawas.

Liputan6.com, Yogyakarta - Korban minuman keras (miras) oplosan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terus bertambah. Korban yang sebelumnya mencapai 24 orang kini sudah bertambah lagi.

Kapolres Sleman AKBP Yulianto mengatakan dari informasi yang dikumpulkan, jumlah korban tewas akibat miras oplosan sudah mencapai 26 orang.

"Bertambah lagi. Sampai hari ini sudah ada 26 korban tewas," kata Yulianto, Senin (8/2/2016).

Yulianto mengatakan, 26 orang korban tewas itu rata-rata merupakan mahasiswa yang sedang belajar di Yogyakarta. Sementara korban lainnya juga masih ada yang dirawat di rumah sakit.

"Di RS Sardjito 5 orang, RS Bethesda 15 orang, dan RS Hidayatulah 3 orang," ucap Yulianto.


Kepolisian sudah melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti di Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman.

Dalam olah TKP tersebut pihaknya mengamankan 1 galon fermentasi salak, bahan baku miras lainnya, obat anti serangga cair merk HIT di ruang peracikan, cairan anti pegal, bubuk warna putih yang masih belum dapat diidentifikasi, 1 bungkus tawas.

"Kita juga menemukan alat pres botol, 2 botol sisa minuman, 2 buah gelas berisi cairan coklat yang masih belum dapat diidentifikasi jenisnya, serta 1 bungkus besar tembakau," ujar Yulianto.

Menurut Yulianto, TKP pertama, MT dan PY asal Margoluwih, Seyegan, Sleman  bersama barang bukti 33 botol miras, keduanya penjual. Sementara SK dan istrinya SB pedagang miras di daerah Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman sudah diamankan.

Yulianto menambahkan, pada hari Selasa besuk pihaknya akan ke balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) untuk mengetahui hasil pemeriksaan sampel minuman yang menimbulkan pulihan orang tewas tersebut.  

"Minuman itu sudah dikirimkan beberapa waktu lalu. Sementara sampel darah, urine, dan muntahan milik korban juga audah dikirim ke laboratorium forensik Semarang, Sabtu (6/2) lalu. Kita minta dipercepat, biar segera tahu penyebabnya apa. Besok ke BPOM," ujar Yulianto.