Liputan6.com, Makassar - Kanto (53) warga Sabutung, Makassar mengabdikan diri di Klenteng Xian-Ma yang berlokasi di Jalan Sulawesi, Makassar selama 10 tahun tanpa berharap imbalan sepeser pun.
Awal mula Kanto ingin mengabdi di kelenteng terbesar di Kota Makassar tersebut, murni karena selain menghormati leluhurnya dari kalangan konghucu juga diakui sebagai panggilan Tuhannya.
"Saya mengabdikan diri di kelenteng sejak tahun 2006 hingga saat ini, awalnya berat karena waktu saya harus luangkan sepenuhnya dengan mengurus dan memelihara kelenteng," kata Kanto pada Liputan6.com di Makassar, Senin (8/2/2016).
Keinginannya tersebut, kata Kanto, karena ingin mendekatkan diri kepada Tuhannya.
"Saya putuskan untuk mengabdi. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan memelihara tempat ibadah ini," ungkap Kanto yang rela meninggalkan keluarga dari pagi hari hingga malam demi mengurus kelenteng.
Baca Juga
Dalam menjaga dan memelihara kelenteng, kata Kanto yang memiliki 2 orang anak itu, tak ada imbalan sepeserpun yang didapatkan. Malah ia yang harus memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk membiayai pemeliharaan klenteng agar tetap terjaga.
"Jangan harap ada dapat gaji disini murni semuanya pengabdian malah saya sendiri menggunakan uang pribadi dari hasil usaha kayu untuk memelihara kelenteng dan isinya. Anggaran pemeliharaan itu lebih besar dibanding membangun," ucap Kanto.
Ia berharap, Pemerintah Kota Makassar dapat mengoptimalkan kelenteng sebagai aset pariwisata yang dapat diberdayakan.
"Jika ini dilestarikan tentu dapat memancing minta pariwisata turis dari luar dan tentunya dapat menambah penghasilan asli daerah kota Makassar jika dikelola dengan baik," kata Kanto.
Advertisement