Sukses

Ngelawar, Tugas Khusus Pria Hindu Bali Saat Galungan

Laki-laki dan perempuan Hindu Bali saling berbagi peran dalam perayaan Hari Raya Galungan.

Liputan6.com, Denpasar - Umat Hindu Bali kemarin merayakan Galungan. Galungan merupakan hari raya umat Hindu Bali yang dirayakan setiap 6 bulan menurut kalender Bali (210 hari).

Terdapat prosesi yang harus dijalani setiap umat Hindu Bali dalam perayaan Galungan. Perempuan dan laki-laki berbagi tugas berbeda dalam prosesi tersebut.

Tokoh Hindu asal Denpasar Jero Paksi menuturkan, para ibu bertugas membuat sarana persembahyangan yang disebut banten pada 2 hari sebelum pelaksanaan hari raya Galungan yang disebut Penyajan Galungan.

Pada hari yang sama, mereka membuat kue yang akan digunakan sebagai sarana persembahyangan.

"Satu hari sebelum Galungan namanya Penampahan Galungan. Biasanya dilakukan pemotongan hewan," kata Jero kepada Liputan6.com, Rabu (10/2/2016).


Tugas memotong hewan diserahkan kepada kaum laki-laki. Mereka pula yang akan membuat bumbu dan memasaknya secara bergotong royong.

"Bumbu dan memasak hewan itu dilakukan oleh kaum laki-laki," kata Jero.

Pemotongan hewan itu disebut ngelawar. Makanan yang sudah tersaji akan dibagi bersama.

"Selain ngelawar juga dibuat sayur jukut ares dari gedebog pisang dicampur lauk bebek atau balung babi," tutur Jero.

Pada hari perayaan Galungan, pertama-tama akan digelar persembahyangan di areal lingkungan rumah. Dilanjutkan dengan pura keluarga yang disebut merajan, lalu ke sanggah yang lebih besar.  

"Persembahyangan kemudian dilanjutkan di Pura Dadia dan Pura Jagadnatha atau pura umum lainnya," ucap dia.

Jero mengatakan, Galungan merupakan perayaan kemenangan kebaikan melawan kejahatan. "Makna Galungan itu adalah kemenangan dharma melawan adharma," kata Jero.