Liputan6.com, Indramayu - Debit air dari Sungai Cimanuk yang mengalir ke Kabupaten Indramayu semakin deras. Ditambah curah hujan lebat dan pasokan air yang berlimpah dari sejumlah anak sungai.
Dari informasi yang dihimpun Liputan6.com, meski debit di Bendungan Rentang di Jatitujuh, Majalengka, telah diperkecil hingga di kisaran 160 m3/detik, debit yang mengalir ke wilayah Cantigi, Kabupaten Indramayu, masih berada di kisaran lebih dari 800 m3/detik.
Hal itu menunjukkan bahwa penambahan volume air terjadi justru di wilayah hilir Rentang. Meski pintu Rentang dipersempit untuk menekan debit, aliran Cimanuk tetap tinggi ketika sampai di Indramayu.
Pengawas Rentang di Kabupaten Indramayu, Daddy Supriyadi, menyatakan tingginya volume air tersebut di luar kendali mereka. Pihaknya sudah berupaya menekan debit Rentang di kisaran 160 m3/detik.
"Tambahan pasokan air datang melimpah dari anak-anak sungai di sebelah hilir Rentang," tutur Daddy Supriyadi, Rabu (10/2/2016).
Â
Baca Juga
Baca Juga
Bahkan, kata Daddy, upaya penekanan debit air dilakukan sampai tahap terendah mengingat volume air yang melimpah menyusul hujan lebat di wilayah utara.
Hingga Selasa petang (9/2/2016), debit Cimanuk yang mengalir melalui Bendung Rentang di Jatitujuh, Majalengka, hanya tinggal 160 m3/detik. Padahal normalnya untuk musim hujan seperti sekarang, biasanya mencapai 900 hingga 1.000 m3/detik.
"Kita sudah menekan sekecil mungkin. Hanya tinggal 160 m3/detik. Padahal kalau mau dibuka, potensinya bisa mencapai 1.000 m3/detik lebih," tutur Daddy Supriyadi.
Debit air Sungai Cimanuk yang tinggi dipasok dari dua anak sungai cukup besar, yakni Sungai Cikeruh dan Ciranggon. Ada juga dua anak sungai yang relatif kecil, yaitu Sijago dan Sitepu.
Limpahan air dari anak-anak sungai itu membuat Rentang tak mampu mengendalikan air Cimanuk yang mengalir ke Cantigi.
"Salah satu dampaknya ialah jebolnya tanggul di Blok Waledan, Desa Lamarantarung, Cantigi, yang merendam ratusan rumah serta ratusan hektare areal tambak bandeng dan udang," ucap Daddy.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Edi Kusdiana, mengaku telah menerjunkan seluruh tim untuk mengawasi nonstop tanggul-tanggul Cimanuk yang kritis.
"Kita mewaspadai Cimanuk. Jika melihat kecenderungannya, musim hujan ini masih belum mencapai puncak. Makanya kami mewaspadai potensi banjir akibat tanggul jebol dan luapan Cimanuk," tutur dia.
Dikatakan, jebolnya tanggul menyebabkan sedikitnya 200 hektar sawah terendam. Pihaknya kini melakukan perbaikan sementara. Sementara untuk rumah penduduk yang tergenang relatif aman.
"Di Cantigi sudah berangsur normal, sedangkan di Widasari kita sedang menutup tanggul yang jebol," tutur dia.
Advertisement