Liputan6.com, Jakarta - Setelah menjalani pemeriksaan mendalam, Antonius Sumarno (AS) dinyatakan steril alias sudah tak lagi berhubungan dengan kelompok teroris Santoso.
Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Kombes Pol Frans Barung Mangera kepada Liputan6.com via telepon, Kamis (11/2/2016) mengatakan AS sudah tak berhubungan lagi dengan kelompok Santoso sejak tahun 2004.
"Hasil koordinasi dengan Densus 88 Antiteror Mabes Polri, AS tidak ada lagi hubungan dengan jaringan Santoso karena telah meninggalkan Poso sejak tahun 2004 menuju Kalimantan untuk merantau dan ia mengakui pernah ketemu dengan Santoso sebelum tahun 2004," kata Barung.
Dari hasil interogasi lainnya terhadap AS alias Khalid bin Wahid diketahui merupakan suku Jawa dan termasuk warga transmigrasi dari Yogyakarta, Jawa Tengah pada tahun 1980.
"AS juga telah mengganti identitas diri dengan cara pemalsuan dokumen (KTP) dengan No Induk KTP 53130522205760001," terang Barung.
Baca Juga
Saat ini lanjut Barung, AS sedang menunggu istrinya yang akan tiba di Makassar pada Sabtu 13 Februari 2016 dengan menggunakan KM Bukit Siguntang dan selanjutnya akan berangkat bersama keluarganya tersebut menuju Nabire pada Minggu 14 Februari 2016 mendatang dengan menggunakan KM Gunung Dempo.
"Namun sementara ini AS masih kita amankan dulu sambil menunggu istrinya serta mencari informasi tentang kelompok Santoso," beber Barung.
Sebelumnya diberitakan, AS diamankan Satuan Intelkam Polsek Soekarno Hatta di penginapan Travel Melati Indah Jalan Nusantara Kec. Wajo Kota Makassar, Rabu 10 Februari 2016.
AS diamankan karena dari informasi yang masuk, ia diketahui sebagai mantan anggota kelompok Santoso. AS sendiri merupakan buruh kelapa sawit dari Lewoleba Utara, RT 018 RW 007, Kelurahan Lewoleba Utara, Kecamatan Nubatukan, NTT.
Keberadaan AS di Kota Makassar pada Sabtu 6 Februari 2016 dengan menggunakan Kapal Motor Umsini dari NTT tujuan Nabire dan transit di Makassar.
Advertisement
Selanjutnya, ia tinggal di Penginapan Melati Indah, Jalan Nusantara, Makassar milik ibu Ana sampai dengan Minggu 14 Februari 2016 dan rencana akan menggunakan KM Gunung Dempo melanjutkan perjalanan menuju Nabire.