Liputan6.com, Makassar - Dua ruang toilet tamu yang terletak di lantai 2 kantor Balai Kota di Jalan Ahmad Yani, Makassar, Sulawesi Selatan, mendadak bau pesing saat uji kesehatan calon kepala sekolah digelar.
Sejak pukul 08.30 Wita, sebanyak 120 guru yang mengadu nasib untuk menjadi Kepsek Sekolah Dasar di Makassar antri mengumpulkan urine ke dalam tabung kecil berukuran 20 ml. Dari sebanyak itu 55 peserta ujian adalah perempuan, sisanya laki-laki.
Kasubag Umum dan Kepegawaian Badan Narkotika Nasional Makassar Farida mengatakan mereka yang mengikuti tes urine rata-rata kelahiran 1960-an. Kebanyakan dari mereka mengalami hipertensi yang rutin mengonsumsi obat untuk menanggulanginya.
"Ada dua toilet yang digunakan dan diawasi langsung oleh petugas kami dibantu Satpol PP," kata Farida, Senin (15/2/2016).
Baca Juga
Tes urine yang digelar itu merupakan salah satu tahapan uji kesehatan bagi para calon kepsek di Makassar yang digelar sepekan ini. Sekretaris Daerah Kota Makassar Ibrahim Saleh mengatakan sebanyak 436 orang calon kepsek wajib mengikuti tes urine oleh kantor Badan Narkotika (BNK) Kota Makassar.
"Nanti hasil pemeriksaan tes urine itu dilaporkan, dan akan diketahui apakah guru calon kepala sekolah ini layak lulus atau tidak," ujar Ibrahim Saleh.
Seleksi kepala sekolah kali ini memperebutkan 367 jabatan Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN), 44 jabatan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), 22 jabatan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan 9 jabatan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN).
Berdasarkan data, lelang jabatan kepala sekolah hanya diikuti 961 calon kepala sekolah dari jumlah 1.385 orang. 437 calon kepsek dinyatakan gugur karena tidak mengambil kartu ujian dan hanya menyisakan 436 calon untuk mengikuti seleksi tahap akhir.Â
Advertisement