Liputan6.com, Makassar - Arifin Amir, seorang penyandang tunanetra, lolos seleksi pendidikan master (S2) pada Australia Awards Scholarship (AAS).
"Alhamdulillah, meskipun saya tunanetra, lolos dalam seleksi AAS dari pendaftar 3.000 orang," kata Arifin di Makassar seperti dikutip dari Antara, Rabu (17/2/2016).
Alumnus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Fakultas Sastra, Jurusan Bahasa Inggris tersebut mengatakan ia sempat pesimistis bisa lolos seleksi. Selain peserta tes mencapai ribuan kandidat, ia juga sempat tak yakin karena keterbatasan fisik yang dialaminya.
Arifin menceritakan, tahap pertama berupa seleksi berkas diikuti 3.000 calon. Dari seleksi itu, 200 orang lolos ke tahap selanjutnya. Pada tahap seleksi akhir hanya tersisa 24 calon yang berhak mengikuti tes wawancara.
Baca Juga
"Dari tujuh orang perwakilan Indonesia Timur yang lolos, saya salah satunya dengan beasiswa penuh, termasuk mendapat biaya tambahan karena saya penyandang tunanetra," ucap Arifin.
Arifin mengatakan, kuliah di Negeri Kanguru itu memang menjadi impiannya. Pengajar di sekolah yayasan pembinaan tunanetra tersebut akan mengikuti pelatihan AAS pada 18 Juli-April 2017 di Bali, sebelum pada Juni 2017 menuju Australia untuk melanjutkan studinya.
"Kuliah di Australia memang merupakan impian saya, dan Allah menjawabnya. Pada 2012 lalu, saya juga pernah diutus organisasi selama sebulan mengikuti short course di Australia," kata Arifin.
AAS adalah lembaga yang bergerak di bidang mutu pendidikan yang menyediakan beasiswa bagi pemuda Indonesia yang mau melanjutkan studi S2 di Australia. Tak hanya dana pendidikan, penerima beasiswa juga mendapat fasilitas pendukung yang ditanggung sepenuhnya oleh lembaga tersebut.