Liputan6.com, Surabaya - Cangkang telur selama ini lebih sering dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan. Ternyata cangkang telur juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pasta gigi yang kaya kalsium dan menyehatkan gigi.
Rhezaldian Eka Dharmawan, mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur menghasilkan inovasi pasta gigi berbahan baku cangkang telur.
Baca Juga
Temuan uniknya ini diberi merek Exceldent. Pasta gigi hasil karya mahasiswa semester 6 ini diklaim lebih menyehatkan serta ramah lingkungan.
Advertisement
"Dibanding pasta gigi umumnya, menggunakan Exceldent lebih aman dari potensi bahaya membran mukosa atau peradangan pada mulut,” kata Rhezaldian di Malang, Kamis (18/2/2016).
Baca Juga
Ide memanfaatkan cangkang telur sebagai bahan baku pasta gigi ini sudah muncul sejak Rheza, sapaannya, masih duduk di sekolah menengah atas.
Di bangku kuliah, dengan adanya laboratorium di kampus, ia lebih bisa leluasa melanjutkan penelitiannya.
Prosesnya dimulai dengan membersihkan selaput lendir pada cangkang agar tak berbau amis. Setelah dicuci bersih dan dikeringkan, cangkang ditumbuk hingga halus layaknya tepung. Tepung cangkang ini kemudian dicampur dengan bahan tambahan seperti magnesium karbonat, sorbitol (pemanis) dan bahan lainnya seperti pasta gigi umumnya.
Pasta gigi hasil inovasi Rheza sangat tinggi kalsium, mengandung 27.000 part per milion (ppm). Sedangkan pasta gigi umumnya hanya 20.000 ppm. Selain itu juga tak memakai bahan jenis detergen, sehingga tak berbusa bila dipakai.
"Cangkang ini sebagai sumber kalsium karbonat. Kalau pasta gigi lainnya berbahan sintetis, makanya pasti berbusa saat menggosok gigi. Busa ini kan juga tak ramah lingkungan," ujar Rheza.
Dibutuhkan sedikitnya 1 kilogram cangkang telur untuk menghasilkan pasta gigi sebanyak 360 gram. Awalnya, bahan baku cangkang telur diperoleh secara gratis dari penjual martabak yang berdagang di sekitar kampus.
"Setelah tahu saya buat bahan pasta gigi yang bisa dijual, sekarang harus beli Rp.1000 per kilogram ke pedagang itu," ungkap Rheza.
Atas karyanya itu, Rheza diganjar medali emas saat mengikuti kompetisi International Engineering Invention and Innovation Exhibition (i-ENVEX) di Malaysia dan International Young Inventiation Award (I-YIA) di Jakarta pada 2015 silam.
“Selepas kompetisi itu, ada beberapa industri yang menyatakan tertarik untuk berinvestasi. Tapi saya menolak, karena ingin diproduksi sendiri,” ujar dia.
Exceldent ini telah mendapat hak paten melalui Universitas Brawijaya. Saat ini juga tengah mengurus ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI).