Sukses

FPI Ditolak Masuk Banyumas

Rencananya FPI Banyumas dideklarasikan pada Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Banyumas - Sebanyak 15 organisasi massa di Banyumas menolak rencana deklarasi Front Pembela Islam di Banyumas. Mereka sepakat menolak kedatangan pemimpin FPI dan deklarasi FPI di Banyumas.

Mereka juga memasang spanduk penolakan yang dipasang di seluruh wilayah Banyumas. “Ada lima kesepakatan yang intinya menolak deklarasi FPI di Banyumas," kata Koordinator Koalisi Benteng Nusantara, Yudho F Sudiro, di Banyumas, Sabtu 20 Februari 2016.

Ia mengatakan, gerakan ini berslogan Banyumas Damai Tanpa FPI. Lima butir kesepakatan itu yakni, pertama, mengecam segala bentuk tindakan anarkis yang dilakukan FPI selama ini.

Kedua, menolak segala bentuk kegiatan FPI di Banyumas. Ketiga, Banyumas sudah damai, kehadiran FPI dapat menjadikan Banyumas tidak kondusif.

Keempat, menolak imam besar dan kehadiran tokoh-tokoh FPI di Banyumas. Kelima, mendesak forum komunikasi pimpinan daerah agar tidak memberikan ruang terhadap organisasi massa yang berafiliasi dengan ekstrim kanan dan kiri di Banyumas.

Tokoh NU Banyumas, Muksonudin, mengatakan, ada sejumlah kiai yang namanya dicatut panitia tanpa konfirmasi terlebih dahulu. “Saya kira bisa diperkarakan kalau seperti ini,” katanya.

Pimpinan tertinggi FPI, Rizieq Shihab, dijadwalkan akan melakukan safari sekaligus melantik kepengurusan FPI Kabupaten Banyumas, 23 Februari mendatang.

“Insya Allah semuanya sudah siap semua. Pengurusnya juga sudah ada semua. Tinggal nanti dilantik oleh Habib Rizieq langsung atau oleh pemimpin umum, itu kondisional saja,” kata Wakil Ketua Bidang Organisasi FPI Cilacap, Ridho Anshori.

Jika semuanya sesuai dengan rencana, kata Ridho, Rizieq bakal melantik FPI Banyumas di Cilongok.

“Itu kondisional. Kalau semua seluruh pengurus sepakat untuk deklarasi, maka akan dideklarasikan,” katanya.

Dia yakin, terbentuknya FPI Banyumas akan membawa maslahat yang luar biasa. Sebab, maksiat di Banyumas ia sebut luar biasa dibandingkan Cilacap, terutama di Purwokerto.

“Saya berharap membawa maslahat,” ujar dia.

Soal penolakan oleh sejumlah kelompok atas rencana deklarasi FPI Banyumas, Ridho berujar bahwa pro-kontra dalam pendirian itu soal biasa.

“Pro-kontra itu biasa. Pendirian gereja juga menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat,” Ridho menjelaskan.

Dia mengatakan pihaknya memaklumi jika ada sebagian masyarakat yang menolak atau mendukung deklarasi FPI Bayumas. Menurut dia, jika pengurus sudah sepakat akan deklarasi FPI Banyumas, maka tetap akan dideklarasikan.

“Kalau ada gangguan keamanan dan sebagainya, kita kan juga punya aparat penegak hukum, kepolisian. Kita akan menyerahkan kepada aparat penegak hukum setempat,” ujar Ridho.