Liputan6.com, Makassar - Ada satu tempat favorit yang biasa dikunjungi para calon anggota legislatif dan tokoh politik di Makassar. Di manakah itu?
Jawabnya adalah sumur keramat. Lokasi sumur keramat terletak di lorong di Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Sumur itu disebut-sebut sudah berusia lebih dari 100 tahun.
Anehnya, sumber air tua itu kedalamannya tak lebih dari 1 meter. Namun, hingga saat ini tak pernah kering, meski musim kemarau panjang tahun lalu menimpa Sulsel dan khususnya Kota Makassar sendiri.
Sumur yang awalnya hanya sebesar mulut ember tersebut dinamakan masyarakatdengan nama "Bungung Lompoa Ri Antang".
Nurdin Daeng Sutte (83) yang merupakan salah seorang tokoh masyarakat setempat kepada Liputan6.com mengungkapkan, sejarah munculnya sumur tersebut sama persis dengan jalan cerita munculnya air zam-zam di tanah Arab.
Baca Juga
Â
Advertisement
Baca Juga
Dulunya kata Sutte, kala itu masyarakat Antang kesulitan mendapatkan air dan tak tahu berbuat apa lagi. Berbagai ritual adat telah dilakukan, karena pada saat itu masyarakat masih menganut paham animisme, namun harapan tak pernah tercapai untuk mendapatkan air guna memenuhi kebutuhannya setiap hari.
Seiring waktu berlalu, Nene Lo'mo pun datang untuk menyiarkan agama Islam dan mencoba membantu masyarakat setempat untuk keluar dari masalah yang dihadapi.
"Dengan izin Allah, Nene Lomo kemudian menancapkan tongkatnya di tanah lalu ditarik dan keluarlah air dan saat itu masyarakat membendungnya seperti sumur yang hingga kini masih dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat," ungkap Tata Sutte di rumahnya jalan Tamangapa Raya, Manggala Makassar, Minggu (21/2/2016).
Keberadaan Bungung Lompoa yang berada kurang lebih 200 meter dari Makam Nene Lomo Ri Antang ini mengingatkan masyarakat akan pertama kalinya agama Islam disiarkan di daerah Antang.
"Bungung Lompoa ini juga muncul seiring dengan dilaksanakannya salat Jumat pertama di Makassar yang dilakukan di daerah Tallo," ucap Sutte.
Namun karena air PDAM sudah ada dan waduk telah dibangun di wilayah Antang, masyarakat Antang tak semuanya lagi memanfaatkan air dari sumur itu.
Terpisah, Salama (58) yang dipercayakan masyarakat mengurus kebersihan sumur tersebut mengakui, barokah dari air sumur itu hingga saat ini masih banyak dimanfaatkan oleh warga dari luar Antang.
"Banyak untuk dijadikan air obat serta ada yang datang bernazar jika rejekinya nanti datang berlimpah, ia akan kembali untuk merenovasi sumur ini agar tetap bersih dan tak rusak," imbuh Salama.
Malah, kata Salama, di musim pencalonan legislatif itu banyak caleg yang datang seperti tahun kemarin ada caleg yang datang kesini sebelum pemilihan dan setelah pemilihan ketika ia berhasil mencapi harapannya ia kembali ke sini lagi.
"Kita tak bisa larang katanya dia pernah bernazar untuk datang mencuci wajahnya dengan air di sumur ini ketika nanti hajatnya terijabah Allah," tutur Salama.
Salama mengakui, kondisi sumur saat ini sudah berubah lebih bagus karena diperbaiki oleh salah seorang pengusaha yang bernama Burhan dari Bulukumba, Sulsel.
Burhan pernah bernazar akan memperbaiki sumur ini ketika dia dapat rejeki dan mobil yang dicicilnya sudah lunas.
"Masyarakat di sini meyakini jika ada nazar sebaiknya dilaksanakan karena ada ada saja yang menimpa kita itu juga karena izin Allah," jelas Salama.